Di Pelupuk Mata……

di pelupuk mata terbentang air

kusam

aroma tak sedap

menjadi pencuci baju mereka

mandi berbusa

kecupak air legam

membuat semua

tertawa bahagia

————-

di pelupuk mata

kulihat manusia tanpa beban

menghirup udara penuh knalpot

gorengan pisang berplastik hitam

dari minyak yang berulang-ulang dijerang

tertawa-tawa

———–

di pelupuk mata

kupandang si mungil dalam selendang

ingus berkerak berkuku hitam-hitam

mengunyah mie kering pengganti krupuk

mata bulat cerah memandang bulan..

———–

di pelupuk mata kulihat pria

dijilati api menyala

membakar diri di depan Istana

karena hatinya gundah gulana

jurang pemisah si miskin dan si kaya..

begitu menganga

—————

di pelupuk mata kulihat sang wanita

berkalung mutiara seleher penuh

tas bergembok kulit buaya

mata penuh nestapa

was was…

karena penjara di depan sana…

———–

di pelupuk mata

duduk perempuan tua

penuh berlian intan di dada

rambut tegak berdiri

berbalut busana tenun sutra merah muda

ia berkata kepada teman-temannya

tegas

jelas

galak

jangan sampai anak saya jadi presiden selama saya masih hidup!

saya tak tahan melihatnya nanti dihujat seluruh rakyat

sumpah!  saya tidak sudi

saya tidak rela

bila dia duduk di kursi sana !

semua bukan tujuan keluarga

bila masih hidup bapaknya !!!