Saya Tas Super Mahal Kremes, Tertawa Melihat Perempuan Indonesia…

bentuk saya segi panjang

ada tali pendek tempat tangan menjinjing

ada dua tali pengikat

kunci di tengah

gembok sekalian

dan nama begitu gagah

ya,  Kremes nama saya..

———

kalian berhasil saya giurkan

oleh kekuatan badan saya

dilempar

ditendang

bahkan dielus sekalipun

saya tetap Kremes  yang berjaya

punya martabat

setinggi langit

dan kuat

dalam kocek si kaya

————-

warna saya macam-macam

harga saya juga beragam

seratus delapan puluh empat juta

yang tujuhpuluh lima juta juga ada

bila terbungkus kulit buaya

silakan rogoh pundi empat ratus juta

mau yang palsu pura-pura

harganya ‘hanya’  sembilan belas juta..

———-

saya tertawa….

melihat kalian perempuan Indonesia

kalangan sosialita

yang berhasil terpedaya

oleh mahalnya harga benda

sekedar menaikkan kelas sosial membahana

————

saya tak bisa diperoleh serampangan

harus pesan dulu

paling tidak dua minggu sampai sebulan sebelumnya

karena persediaan sangat terbatas

hanya orang pilihan yang berkelas

yang dianggap memilikinya sungguh pantas

———–

kalian seperti membeli mobil

atau perumahan estet

saya ciptakan aturan itu

agar semua terasa aktual

istimewa

dan super mulia…

————-

saya sakit perut

karena tiap hari tertawa

melihat majalah tebal penuh warna

berjejer perempuan Indonesia

memajang saya di depan perut-perut langsing

agar terjepret kamera

————

arisan terpilih

hanya boleh yang memakai Kremes

tas bergengsi lebih dari seratus juta harganya

yang tak mengenakannya

dianggap kuno

miskin

jauh dari cita rasa

————–

saya tas Kremes

suatu ketika masuk ke atas meja wawancara

saat si Kojek  di televisi bertanya

perempuan dungu itu memajang saya

agar terlihat sejauh mana tinggi kelas sosialnya

————-

eh, ke mana ya si pemilik tas Kremes di televisi itu…

kini rahib ke negeri tetangga

karena urusan sinterklas bagi-bagi dana

membuat ia tak pernah lagi pulang ke kampungnya

dan memamerkan tas Kremesnya ke berbagai pesta

———

saya tas super mahal Kremes

ingat nama saya, Kremes

tali pendek untuk genggaman tangan

cantelan kiri dan kanan

di tengahnya gembok menganga

kulit buaya kulit kasuari

terbahak-bahak melihat perempuan Indonesia

————

tak punya rumah tak apa

sliweran dengan taksi juga tidak masalah

menunda bayar uang sekolah anak biarkan saja..

yang penting punya tas Kremes

untuk dipertontonkan kepada rekan-rekannya

kalau perlu berutang dulu

dit..dit..dit…

bukankah kini memang zaman kredit…

minggu ini  lima juta

bulan depan tujuh juta…

sambil mencatut uang belanja

dari kantong suami tercinta..

———–

saya tas Kremes

lebar tertawa sampai ke ujung jalan

minggirlah kau perempuan miskin Indonesia

yang tak mampu menggapai tas Kremes

sehingga kalian tak bisa ikuti arisan grup Kremes

tak bisa masuk ke majalah berwarna sosialita

karena kalian hanya mampu membeli sayur mayur

melunasi rekening bulanan

cuma bisa beli tas murah buatan Tajur atau ngoprek di Mangga Dua..

bukan menenteng saya..

tas Kremes yang memperdaya

perempuan kaya  dan yang juga pura-pura sok kaya

dari negeri yang melarat sebagian besar rakyatnya…

Indonesia …!

Extending the workshops most of cheapest assignment writing service our engagement with language educators has been with those who come to our workshops.

56 comments

  1. Aku pakai tas dowa, lalu tas tanpa merk dg kualitas dowa. Aku ingin pere2 itu tahu tas kremes bikin jantung lemes…tp ibarat angin d musim hujan..ga ngaruh..ya da aku mah apa atuh

  2. lucunya saya googling dengan kata kunci tas kremes –masih belum banyak database yang disajikan hanya sekitar 308.000 hasil dan infonya juga gak valid2 amat… anehnya perempuan indonesia — semoga ada pencerahan dengan membaca tulisan mba Linda ini…btw terimakasih mba untuk informasi dan PUISI menarik ini

  3. Wah tulisan padat dan berisi, bisa mnjadi sumber inspirasi disana sini. Wanita2 Indonesia yg dibodohi oleh emansipasi. Kenapa sih harus merk yang itu2 melulu berseliweran kesana kmari. Kanapa ga pakai merk yg berbeda2 setiap hari, tapi asli buatan anak negeri. Sedikit mengutip judul dari sebuah film Dedy Mizwar .. ya ” Alangkah Lucunya Negeri Ini”

  4. Saya Tas Kremes berhasil lagi memperdaya
    seorang wanita sehingga membuat derajatnya
    menjadi naik “Ratu Kawin Siri”
    Sekarang si Ratu Kawin Siri siap-2 melangkah menuju Gedung Senayan
    menggantikan singgasana yang ditinggal oleh si Ratu Korupsi

  5. Kita hrs pede pakai buatan Indonesia..tp bukan buatan Indonesia yg jiplak merk luar alias KW. Yg mampu beli tas mahal asalkan asli monggo..asal ga untuk dipamerin..#semoga sudah bisa rela beramal juga sejumlah harga tas nya#. Untuk yg belum mampu beli tas asli nya…beli merk lain aja yg mmng sesuai kemampuan. G ush beli kw kw an. Soalnya suka sedih kl k sentra tas yg dijual branded smua..plagiat smua. Mungkin krn tuntutan konsumen jd pengrajin pun ga kreatif bikin model ato label sendiri. Karena trnyata ga cuma merk Kremes aja loh..

  6. Saya lebih salut sama wanita yang uangnya banyak tapi tidak maksa beli barang branded, ada gak ya? Jadi dia beneran akan beli tas Kremes dengan bangga meskipun dia mampu beli Hermes yg asli 🙂
    Terima kasih pencerahannya Mba!

  7. ..
    Tas kremes yang bikin gemes ….
    Tas kremes yang bikin mules …..
    Mules ngelihatnya, apalagi ….
    Tas kremes ….
    Mules mbayarnya …..
    Nikmatnya hanya pada saat hunting ….
    Dan mendapatkan tas kremes ….
    Setelah itu ….
    Fungsinya yaa sama saja dengan tas kresek lainnya ….
    Nikmatnya hanya jika ada yang memujinya …
    Setelah itu …..
    Lupalah … bahwa ada tas kremes ……
    Karena tas lain pengen juga dijinjing ….

  8. Iya dulu ada sosialita anggota DPR yg terhormat suka terlihat di TV Ind mondar mandir pake tas itu…tapi sayang sekarang sedang menyepi dibui..jadi gak perlu tas itu lagi.perlunya tas keresek aja kali ya…?

  9. what a great sharing..tq mba linda..sangat mengena sekali untuk ibu-ibu penyuka arisan berkelas yang jauh dari kata manfaat..meningkatkan derajat dihadapan manusia tapi begitu rendah dihadapan Allah karena kesombongan dan sifat riya.

  10. Dan yg kyg gt cuma ada di Indonesia…..Ibu ku bilang di Eropa dia mlh ga pernah lihat org2 dengan tas2 yg berharga fantastis…. selain kalangan jetset. Jangan cari perhatian manusia …. tp carilah perhatian Rabb mu….. 🙂

  11. Excellent , Mme Linda… I agreed 1000%. Sedikit berbagi cerita : juga miris melihat para ibu2 Indo yg hidup di perantauan luar negri ini… demi “Kremes” dan semacamnya kerja keras… mau brantakan rumah, messy bedrooms , ngeluh gak bisa bayar house cleaner (yg pastinya sesuai harga di tempat). They prefer ratusan dollar for “Kremes” than pay a maid to clean the house…. and for me I better pay somebody to clean my house and…… relaxing…..Have a great day! Enjoy Indonesian products!

  12. Salam kenal mbak linda..
    Seneng ada org yg sepaham..satire memang dg keadaan skr..
    Mengingatkan utk selalu bersyukur..
    Trm ksh

  13. Perempuan Indonesia sekarang beralih ke Tas batik lawas saja hahaha keluar negri pasti dilirik kiri kanan, walaupun di negeri sendiri dianggab kampungan, walaupun jahitan halus, bahan kulit import tetap dianggab tidak bergengsi. Sedihnya produk dalam negri.

  14. Buahahahahahahahaaa…

    tas kremes ayam kremes…
    Lebih gemes liat tas kremes…
    Yang pake tas kremes bikin gemes…
    Makan ayam kremes pake tas kremes…

    #apaansih?

    Sampe bingung saya mba linda…
    Sampe segitunya ya hanya utk sebuah tas kremes…
    Yang sampe sekarang saya belum tau bedanya
    Dengan yg “kawe”.. secara sama2 dibuat dr kulit sapi muda ato kulit kambing…

    *ga mungkin bs tau bedanya kalo belum beli tas kremes yg “ori”… hehehe

    Ijin share yaa mba… terimakasih Mba.

  15. haha…ironi yg sedang terjadi di lingkunganku mbak, di sekolah anakku, aku gak di gubris sama sekali sama ibu2 disana (sekolah anakku national plus di suatu perumahan mewah ) karna dandanan paling cuek, dan pake tas itu2 aja, sendalnya juga ala kadarnya aja. ( really look down on me, and i don’t care).

  16. Jujur, sy termasuk yg ngoprek KWan si Kremes. Kyknya ga masyalah. Mau diajak naik becak, bis kota, jalan kaki juga OK. Tampilan luar ga penting yg perlu Insya Allah dompet penuh uang dan bukannya kartu utang.
    Funtastic post! Thanks for sharing.

  17. kok bisa ya..–saya yang juga perempuan geli juga melihat perilaku seperti ini — tapi ya biarlah sesuka mereka — siapa tahu itu obat dari penyakit akut yang mereka derita —

  18. Patut dikasihani perempuan penggila Kremes. Mungkin dirinya baru terpandang jika membawa tas Kremes. Kalau membawa tas Tajur atau Mangdu, mungkin dirinya bukan siapa-siapa.
    Sungguh kasihan harga dirinya ditentukan oleh benda.
    Ijin share ya, Mbak Linda.

  19. Tulisan yg luar biasa mba Linda. Percerahan bagi perempuan beradab untuk tdk mengagungkan tas kremes tapi memperbaiki ahlak, agar tdk menjadi bahan tertawaan dan cemohan. #kebodohan terselubung

  20. Sangat menyedihkan, tapi itulah kenyataan yg terjadi dikalangan masyarakat indonesia, apalagi yg tinggal di luar negeri, walau tdk semuanya. Merk adalah simbol keberadaan. Semoga kita bukan sosialita yang termakan oleh ‘merk’. Izin share ya mba Linda.

  21. eh baru kejadian ditelpon teman asal kenal dari suatu organisasi, yang tiba-tiba pinjam uang utk rumah sakit katanya dlm jumlah besar. tiba-tiba saya teringat istrinya yg penampilannya wah -sempat ketemu sekali di Mall- lha kenapa ga jual aja tas2 istri dulu baru minjem uang orang lain? oh jakarta

  22. whihihi..pernah liat di tv…sosialita arisan dgn dandanan medok dan asesoris ky toko mas berjalan…trus dia bilang:”hari2, kita ya memang kaya gini ini lho, bukan dibuat-buat”. hihi, jd inget mbok Bariyah di film Si Unyil jd nya… 😀

  23. ceritanya singkat maknanya daleeuuummm (#versi bandung).. makin suka dengan tulisan mba linda.. tas-tas itu jejer di paris tp dikelilingi perempuan yang menyebut dirinya gue.. paris malam itu mirip sekali dengan depok karena gue-gue saling bersahutan berbicara mengenai ke-gue-an-nya…. si gue itu lupa bahwa di belakang rumah mereka hanya bisa makan 2 x dan seumur hidupnya mungkin hanya punya 1 buah tas.. tentunya bukan tas “kremes” … heheheheh

  24. Astagfirullah Aladzim..

    pengalaman pernah mengenal kumpulan ibu2 muda arisan..
    komunitas wanita dengan label sosialita kelas tinggi..

    berlomba mempamerkan keindahan dirinya dengan assesori mahalnya..
    yg kesemuanya di dapat dari berkelana berjual diri dengan para kaum eksekutif..
    yg mereka sendiri terlenakan bahwa di rumah ada suami dan anak- anak yg menunggu..

    Maaf ini diceritakan karena realita trend sosialita yg berjalan saat ini..

  25. Kok banyak yang membeli produk desain tidak dengan menggunakan mata tetapi cukup kuping saja?

  26. hay hay hay,, love the massage so much mba, semoga para ‘pengejar citra’ itu sadar diri, bahwa mereka sebenarnya bukan mempertontonkan ‘kekayaan’nya tapi lebih ke ‘kebodohan’.. #makan tuh merk,, :p

  27. sayapun tertawa mbak..tertawa miris..krn berat jg utk menjadi sosialita…jadi-jadian sekalipun…heheu..
    (sosialita jadi-jadian itu yg sk pakai tas bermerk tp palsu..)

  28. Kalau di Garut Kremes lima ratus rupiahan. Tapi bisa di makan, mbak lince. Nah, begini lebih enak..bisa lebih sering brkunjung. dotcom gitu lho. He

      1. Hello mbak Linda djalil
        Sungguh artikel yg menarik dan memprihatinkan…..
        Izin share, benar kalau ayam kremes suka banget
        Lagi cari resep nya yg pas dr kemarin2.
        Thanks

Comments are closed.