Hakim Nan Agung Itu Telah Pergi….

kerutan di pipi

pelipis cerah nan murni

licin tandas

bersiap diri

menuju Ilahi..

 

tenang…

sebab perjalanan hidup selama ini

penuh cinta

sungguh damai

berselimut  kejujuran..

 

hakim agung nan agung

amat sangat sulit kini  dicari

sebab urusan materi

sudah merasuk sampai sanubari

tanpa malu tanpa ngeri..

 

hai para hakim

apakah memang otakmu berisi ular

mulutmu penuh aroma busuk

tubuh berbalut  pakaian hitam berwibawa sekali

menutupi  strategi manipulasi

 

tidakkah kalian malu

seorang hakim agung yang baru saja pergi

begitu terhormat…

indah tiada terperi

tanpa caci maki

tanpa takut miskin untuk sebutir nasi

 

hakim  berhati agung kini tiada lagi

air matanya telah disimpan sampai mati

malunya terpendam jauh ke dasar hati

melihat rekan anak didiknya sok mengadili

padahal dusta licik telah dikuasai  uang berpeti-peti..

 

mulia dibawa menghadap Ilahi..

mulia dibawa menghadap Ilahi….

tak ada yang lebih hebat dari soal yang satu ini…

sorgawi…..

maha maha penting

ketimbang palsunya licik duniawi

************************************ (didedikasikan untuk Bismar Siregar)

 

3 comments

Comments are closed.