Pelukis dan Lukisan Palsu

talenta  menebar dalam jiwa

keluar menuju ubun-ubun kepala

terasa di jari-jari getaran warna

senyum pelukis mengembang  bangga

sadar akan hak istimewa

semua  berlimpah dari  Tuhan..

 

pelukis tiada punya jeda

guratan warna sapuan cerita

muncul dalam angan-angan

menuju fakta..

talenta terus dan terus menebar..

mampu membuat segala lupa..

 

khilaf mulai menjentik  jemari

uang menyala dalam hati

menampar bola mata tak lagi berseri

lukisan super mahal toh bisa ditiru

amat mudah karena talenta sudah punya..

terus dan terus berkala tiada malu…

hamburan lukisan palsu muncul satu persatu..

 

pelukis malang

tak pula sadar saat karunia datang

kejujuran segera ditendang

tentu demi uang

hambar…

semua disalahgunakan

lewat adonan cat minyak cerah menohok

membawa penikmat berdecak kagum

tanpa tahu semua adalah tipuan

menginjak talenta dari Tuhan…

semena-mena…

 

sampai kapan kepuasan dipelihara..

lewat penghalusan budi semu

berselimut  seni agung budaya mulia

karya dusta  menggerogoti jiwa…

berlama-lama..

bagi sang pelukis palsu

yang kelak akan mati terkubur

dengan seluruh  lukisan palsu

menangis mohon ampun pun serasa tak mampu

karena tak tersedia lagi waktu…

Studierende web anderer hochschulen werden zugelassen, sofern die kurse nicht von studierenden der ph ludwigsburg belegt sind.

4 comments

  1. Mbak Linda, puisi ini mengingatkan saya pada satu wilayah dekat purwokerto yang terkenal dengan lukisannya yang bagus …. sayangnya, sebagian besar adalah lukisan tiruan ….

Comments are closed.