Andai Semua Tuduhan Itu Benar, Kamu Hobi Banget Siiih…?

Beberapa hari sebelum kamu masuk hotel jeruji, aku lihat kamu leluasa memilih daging. Di supermarket mewah terkenal di kawasan elit, jemarimu menunjuk ke tumpukan sirloin steak, tenderloin, dan aneka ragam sushi. Pelayan memotong daging pilihanmu sembari matanya mencuri pandang. Tentu ia paham siapa yang tengah dilayaninya. Kamu yang doyan memanggil wartawan, untuk menceritakan isi kolor sampai cerita melambung penuh nestapa. Kamu yang baru saja ‘berganti baju keimanan’ karena sebuah perkawinan, lalu mempermainkan kitab suci agamamu yang baru dengan bersumpah untuk konon dugaan banyak orang yang kamu sodorkan adalah keterangan palsu.

Kamu borong penganan mewah. Sampai peralatan balita bertroli-troli. Itu memang hak kamu sebab itu dibayar dari kocek kamu, bukan dompet pengunjung supermarket yang lain. Eit, tapi nanti dulu, benarkah semua dibayar murni dari hasil keringatmu? Dari hasil gajimu? Tidakkah ada uang nyasar yang bukan hak kamu? Berbinar tertawa berbahagia atas rizki orang lain yang kamu injak? Tidakkah begitu?

Berbagai caci maki komentar orang di layar facebook, media berita maupun omongan ibu-ibu di kafe, nasihat ustad dan pendeta di tempat siraman rohani, banyak sekali tertuju pada dirimu. Namun kamu tetap menebar senyum dan melontarkan kata-kata agamis sebagai cita rasa selera cantik sebuah kehidupan yang demikian suci dan alim. Seorang pakar komunikasi terkenal sempat berkata kepada banyak orang, bahwa kamu sesungguhnya kurang waras – karena kalau tidak eror, tentu kamu punya rasa malu yang cukup besar dan berhenti berdusta sebagai perlambang pencitraan pengumbaran narsis.

Betapa mengerikannya skandal pencurian uang yang terungkap satu persatu hari demi hari, yang kamu dianggap sebagai biang keroknya. Lagi-lagi uraian kasar masyarakat dengan pedih menyebar ke mana-mana. Mereka yang setengah mati ingin menyekolahkan anaknya namun kemampuan tak punya sama sekali, mereka yang mengais rizki di bawah terik panas matahari hanya bisa makan nasi bungkus setengah basi, mereka yang tidak sanggup melaut mencari ikan karena harga solar yang tak terjangkau, mereka yang bergaji pas-pasan untuk menyicil rumah sangat sederhana belasan tahun, mereka yang berkesenian tidak mampu menampilkannya di depan khalayak karena minim dana, mereka yang tengah menderita sakit membeli obat generik pun tak sanggup karena kelewat miskin…, Segalanya, ya .. segalanya adalah yang serba dialami masyarakat di bumi negeri ini. Sementara kamu melempar tas berkulit buaya merk yang sedang top-topnya, ‘hanya’ seharga empat ratus juta rupiah saja…, dan mata berlian di jemarimu yang riang tertawa penuh aroma pencopetan… serta mulut menganga mengunyah makanan bergizi yang kamu mampirkan ke anakmu yang tiada dosa…., tidakkah kamu ngeri, tidakkah kamu takut bagaimana mempertanggungjawabkannya di hadapan Ilahi?

Aku masih mencoba untuk sangat tidak percaya atas segala tuduhan pelacakan jalur hukum itu. Bayangkan, usiamu masih jauh di bawah aku, apakah kamu sehebat sepintar selicik itu bisa merekayasa rizki rakyat untuk masuk ke dalam kotak pandora tabunganmu? Sampai saat ini, usiaku sudah lebih dari separo abad, jauh dari umurmu, bukan? Alhamdulillah jangan dan jangan dan jangan sampai aku dimampiri akal-akalan untuk berniat korupsi. Lalu, sekali lagi kebingungan pertanyaanku : Siapa yang menjadi maha gurumu selama ini? Kedua orangtuamu kah? Dosenmu di sekolahkah? Majikanmu di tempat organisasimukah? Atau jangan-jangan kalau kamu sudah kehabisan akal dan penuh tipu licik, terucap juga kelak kata-kata bahwa yang mengajarimu mencuri adalah: suamimu…(?!).

Pencopetan uang berbagai Universitas, belum lagi soal lain, atau gosip orang bahwa sebelum kasus besar ini terkuakpun kamu memang sejak dulu hobi “mencet-mencet hidung orang” agar dana pelicin keluar untuk segala urusan, apakah semua itu benar adanya? Sebegitu bobrokkah mentalmu selama ini? Lalu, aku jadi berpikir, selain daging sirloin yang kamu pilih di supermarket mahal itu, apakah pesta hebat yang kamu selenggarakan berkali-kali, suvenir mahal, kalender anak yang hebat, jam dinding keren yang dibuat ratusan buah itu, sampai kaos oblong bergambar buah hatimu yang disebar ribuan itu, sampai penerbitan buku dan surat Yassin, adalah juga dari hasil “mencet-mencet hidung cukong?” Duh….. belum bisa terbayangkan di mata bodohku, uang ratusan milyar yang jebol ke tanganmu, apakah semua itu benar adanya? Sebegitu berani dan nekatkah kamu? Kamu memang layak berkata dusta, jujur, membela diri, mengelak, mengumbar air mata, atau bahkan memamerkan senyum gagah-gagahanmu, menampilkan dirimu sebagai orang alim dan sangat agamis kerapkali menyitir ayat-ayat suci yang mungkin baru saja sebulan dua bulan kamu simak, apa pun, silakan saja. Itu semua hakmu. Namun ada hak lain yang lebih mulia, lebih agung dan perkasa, yaitu kewenangan Tuhan yang tiada punya tandingannya. Tentu DIA akan membelamu habis-habisan bila kamu memang terzolimi. Jangan lupa, sebaliknya DIA juga akan membela orang-orang lain yang terzolimi akibat ulah manusia yang sengaja kerapkali menginjak hak orang lain.

Aku ingin hasil akhir adalah sebuah ketok palu yang melegakan, bahwa kamu sama sekali tidak bersalah. Tetapi andai semua tuduhan itu benar, kamu memang sungguh keterlaluan….. sekali lagi, andai semua tuduhan itu benar…, kamu hobi banget siiih..?! Maksud aku, hobi banget kamu mencuri?

Wie lassen sich die jeweiligen ghostwriter preise aneignungsschritte bei den jeweiligen kroatischen untersuchungsgruppen beschreiben.

8 comments

  1. hmm.. harapan mba linda agar semua tuduhan k adik ipar mba itu salah, kecil kemungkinannya mba, KPK bkn infotainment..
    mata kita semua tertutupi oleh wajah cantik sang putri.
    dr semua sesumbar mulut nazar, 50% pasti ada kebenarannya. toh angie&nazar sm2 bintang buas kok..

    anak tirinya meelu2kan banget sang MOMMI spt malaikat pdhal DRAKULA PENGISAP DARAH RAKYAT.

    reza lagi,membiarkan anaknya diumpani ma duit haram.jarang ibu yg mw memberikan anaknya k org lain,sesusah apapun hdpnya.
    dunia wale….

  2. semoga sang putri mendapat hidayah dari Allah, belum terlambat kok untuk bertobat ……. itu kalau benar benar mengimani keyakinannya yang sekarang.

  3. Suatu saat pasti ia akan berkata suaminya yang memnbuatnya begini,tapi kalo dipikir2 masak iya sih sang suami tidak tau apa yang dilakukan istrinya,angie bilang ia membawa pulang uang rp 20 jt tiap bulannya, pasti adji juga segitu kan? kok kehidupan mereka amat mewahnya ya,rumah,mobil2 mewah,tas2 dan semua yang serba mewah, pasti adjie mengetahuinya kan? jangan lupa juga nama alm pernah disebut nazarudin membagi2 uang di kongres PD, tapi sudahlah tidak usah menggunjingkan orang yang sudah meninggal. Semoga Adjie tenang disana.

  4. “….tentu kamu punya rasa malu yang cukup besar dan berhenti berdusta sebagai perlambang pencitraan pengumbaran narsis…”

    1. Saya kok jijik banget liat muka perempuan itu, wajah orang yang tamak. Dia gak punya martabat.

Comments are closed.