senyap
makam yang rimbun
pepohonan seratus tahun lebih
kokoh diterpa badai
menghimpun daun semarak
di segala sudut
sunyi
pada sudut hati yang beku
tak tahu aku harus berkata apa
di hadapan moyang-moyangku
pada jejeran makam
keluarga dari Aceh sana
seberang yang jauh..
berkumpul di Dreded
Bogor yang acapkali diterpa hujan
lewat sentuhan angin dingin sesekali…
seperti apa mereka
bila semua masih ada
wawasan ilmu merebak
tersembur bagi dunia
bagi para anak cucu turunannya
tiada batas
ke ujung pohon beringin tua
menembus langit
kataku kepada mereka
aku bangga pada kalian hai leluhur..
pejuang keluarga gagah berlaga
mengusap ilmu kepada kami
seluruh keturunannya…
menjaga martabat nomor wahid
bukan harta meruah ukuran kemuliaan
namun bersih perolehan rizki…
penuh berkah Ilahi..
itulah yang disebut kaya hati
hingga nama baik keluarga tetap terang berseri
aku ingin tahu raut nenek
yang konon amat cantik jelita…
tak pernah kukenal sebelumnya..
aku ingin lari kepangkuan kakek buyut
sebagaimana dulu aku dipeluk dengan aroma cinta..
meraba masa depan begitu peka
anak indigo beranjak dewasa…
aku ingin bercerita kepada atuk
si hebat pendiri sekolah tinggi Islam ..
kini aku menulis buku-buku …
seperti yang atuk dulu anjurkan..
aku ingin mengecap buras oncom nenekku si bu haji..
tatkala selalu mulutku disuapi..
aku ingin menyapa nenek kuku namamu..
berwajah keras galak namun baik hati..
kataku lagi kepada mereka
sumpah aku kangen kalian..
kakek yang satu lagi si kaya raya
yang tanahnya dulu di Depok ibarat sedunia..
lalu nenek penjual es mambo si lembut hati..
tak lepas menyelipkan uang jajan tiap hari..
kataku kepada mereka….
apakah kalian melihat aku sekarang..
kenalkah kalian kepadaku…
hidup sedemikian berat
tantangan luar biasa di sudut mata..
cobaan bertubi-tubi…
kalian Aceh ku…
kalian pejuang keluarga besar…
adakah dulu seberat yang kualami
tatkala sudah hidup sendiri seperti ini…??
Luar biasa, mbak Lin…. GREAT…
“…kataku kepada mereka….
apakah kalian melihat aku sekarang..
kenalkah kalian kepadaku…
hidup sedemikian berat
tantangan luar biasa di sudut mata..
cobaan bertubi-tubi…
kalian Aceh ku…
kalian pejuang keluarga besar…”