Sang Koruptor Terbaring di Kamar Rumah Sakit

selang bergelantungan
darah menetes satu persatu
merah menyala
seakan menusuk hati si empunya tubuh
mengejek dengan sempurna
sembari berkata
mana hartamu
belilah semua kesehatannmu
dengan uang yang ruah melimpah
hasil tabungan curian…

nafas tersengal satu persatu
tak ada udara di rongga dada
pedih…
tabung oksigen bagai berjalan
menuju si empunya tubuh
menggebuk kepala serta jemari
yang biasa berpikir selalu mencuri
menggerus segala rizki
kejam senantiasa menginjak kaki
makin menumpuklah orang-orang tersakiti

sang koruptor lunglai tiada daya
ingin rasanya nasib ditukar dengan kaum papa
yang di siang terik masih bisa terbahak-bahak tertawa
tanpa beban menuju angkasa…
bersama barokahnya seluruh harta mereka

bila sakit menggempur ke mana-mana
apa yang dirasa sang koruptor dari pembaringannya
tiada guna kamar super mewah penuh warna
tiada pula arti segala yang berjejer di luar sana
kiriman bunga tanda prihatin pun basa basi saja..

lembaran uang menari-nari di atas kepala
menyusup botol infus sampai aliran tinja
yang dipikirkan hanyalah bila sembuh serta perkasa
karena tobat tipuan di Rumah Sakit tiada memiliki tuannya..
urusan dengan Tuhan pun bisa dipermainkan seenaknya..

sang koruptor tertampar uang selemari
penuh siksa
belatung di mana-mana…
sama kelak bila menggigit keras di sana…
di dalam makam yang kelak ada pertanggunganjawabnya..
dapatkah ia berkata saat malaikan bertanya
aliran darahnya dari rizki aman sentosa….
duh, sudah mati pun masih mampu menipu pula…!!

What’s missing essay writing service nerdymates is an understanding of how taking notes by longhand influences the brain.

2 comments

  1. dear Linda…merinding deh bacanya..sembari membayangkan tubuh kering kerontang dimakan penyakit
    bagus juga jika dibacakan dihadapan para koruptor..pedih merih mestinya

Comments are closed.