dulu aku marah
karena kamu selalu searah
menyatakan cinta dengan gempita
seolah-olah aku punya aliran listrik yang sama….
dulu aku marah
mengapa kamu begitu lancang
menulis serampangan
berteriak cinta ke sembarang orang
tertuju pada diriku di pemanggungan
untukku sungguh memalukan
sebab tak ada rasa yang sama
seperti yang kamu rasakan
aku menganggapmu guru
terhebat di negeri ini
namun bukan berarti seenaknya
kamu bisa menguasai perasaanku
bila cintamu memang menggebu seru
simpanlah untuk diri sendiri
aku marah
sehingga aku lari
jauh….jauh ke luar negeri
tiada suka dikejar bagai pencuri
puluhan tahun berselang
angin menyala di segala tempat
dunia berganti penghuninya
kamu pun telah pergi
jauh sekali…
baru kusadari
betapa manusia harus tetap menghargai
bila diberi seseorang cinta tak terperi
hormatilah…
meski tak perlu turut menyentuh
tak elok pula menghina dina…
aku hargai kamu
pernah memberikan berbagai karya puisi untukku
pernah suka sekali padaku…
biarlah semua menjadi catatan di buku
di bukumu
bukan di buku aku…
di hatimu
bukan di hatiku
tapi tak mengapa….
aku tetap hargai kamu
semua sudah lewat
setelah lama sekali berjalannya waktu…
dan kamu sudah pula menghadap Tuhanmu….
tokh aku sudah memaafkanmu…