suara roda kereta api
mendengung
mengikuti degup irama hati
jantung bergemuruh
tujuh rupa rasa
berkecamuk
pria di sebelahnya
berkata dengan hati-hati
kita nikah ya
aku lamar kamu
ke ibumu
kita harus nikah
harus
dan harus
sang wanita terpana
tak bisa senyum
menangis apalagi
cintanya begitu besar
terasa sampai lubuk mata
tiada sampai hati
berkata tidak
apalagi menjawab ‘ya’
aku tak bisa
ditinggal kamu
akku tak bisa
kalau tidak nikah denganmu
jemari sang wanita tak dilepas lagi
nanti ada cincin di sini
pertanda kamu milikku
dari sudut kereta
bagai ada malaikat cantik
tengah menyaksikan adegan
lamaran yang menyeramkan
ia menggelengkan kepala
sembari bibirnya berkata
kepada sang wanita
no..
no..
sekali lagi..
no…!
lalu kepala tertunduk
alunan derap kereta semakin liar
berisik
memecahkan kalbu
sembari wanita berkata
artinya kita nikah siri
bukankah begitu…
betul kekasihku
aku tak mungkin melepas yang di sana
tak mungkin pula jauh darimu
wanita bergidik
cintanya sekejap hilang
tak ada lagi sisanya
malaikat tetap menyaksikan
dari ujung gerbong
no..
no..
no….
maka ia tahu jawabannya
kepada pria yang menggenggam jemarinya
tidak …
aku tidak bersedia
sebab nikah siri meski sesuai agama
tak sesuai nuraniku
aku tak sudi jadi manusia merugi
kutukar saja cintaku ini..
dari roda kereta
ke luar jendela
menuju padi di sekeliling rel
hijau..
bening..
dan lega..
karena tak ada nikah siri
dalam kamus perempuan
yang tak ingin hidupnya rugi… !!!
Mbak Linda, kadang sebagai sesama perempuan, saya kadang yo gemes dengan para perempuan penerima nota siri…. Mereka tidak akan pernah menerima hak nya apabila dengan kesewenangan (maaf-) lelaki menjatuhkan talak cerai, karena hukum positif kita tidak mengenal perkawinan ini. kalau toh ada yang berbaik hati memberikan hibah itupun akan berbelit di belakang. Giliran berakhir, kaumku do geger genjik, sak dunia jadi tau. Sehat jasmani rohanikah mereka saat melakukan ikrar siri…?? Akh, duniawi yang terkadang membuat kaumku terpedaya buaya darat…… Alhamdulillah, saya terlahir dari seorang Bapak yang berpoligami, tetapi kami ber 16 saudara, sampai saat ini hidup rukun walau beliau ( Bapak, Ibu, & Mami ) semua sudah sedha. kami semua mendapatkan hak yang sama dan sah di mata hukum positif dan sah secara agama sebagai keturunan suwargi Bapak. Matur nuwun mbak Linda, salam hangat….
@Ninik Kusumawardani : Terima kasih sudah mampir, mbakyu. Semoga saja kaum perempuan semakin melek mata, bahwa NIKAH SIRI lebih banyak ruginya ketimbang tertawa gembiranya…. ! Iseng-iseng saya hitung, ada sembilan orang yang saya kenal dan melakukan nikah siri…. walhasil, ‘air mata darah’ ujung-ujungnya.
Sekali lagi, terima kasih atas komentar panjang yang bermanfaat di lapak ini. Salam selalu,
Saya posting di FB saya ya mbak. Puisi yg menggambarkan harapan semua perempuan: TAK ADA LAGI NIKAH SIRI.
@Nursyahbani Katjasungkana : monggo, silakan mbakyuku sayang. apa kabar….??
Thanks Lin…. Gw bersyukur suami gw (alm) David, seorg bule tapi kami menikah secara resmi secara agama maupun negara (spt teman2 kita yang lain) kami saling mencinta dan menghargai satu sama lain walau kami dibentengi perbedaan kultur dan kebiasaan, dia menikahi gw dan keluarga besar Mara Karma dgn sepenuh hatinya… It was a wonderful time – I love and misses him all the time….
@Dinna : Alhamdulillah ya Din….. dan bersyukurlah Dinna sempat merasakan memiliki kekasih hati yang penuh cinta serta manis hati……, sampai akhir hayatnya. Salam dariku, teman lamamu……