Rumput Hijau Menjawab…

tatkala mata menghadap langit

sinar menempuh jarak terjauh

kunang-kunang malam tiada muncul

sampai esok hari lagi

sang dara terdiam

bagai tak memiliki jiwa

terbang..

berhamburan lara

 

kaki  berpijak pada rumput

hijau kembali menyelimuti

karena limpahan air hujan tiada henti

menahan senyum tiada tertahan

air mata jatuh ke pusara

dan rumput hijau menjawab

lupakan saja…

karena waktumu begitu berharga

untuk makna utuh menentang prahara

tutup buku..

anggap dia tak pernah ada

sepanjang hayatmu….

 

sang gadis termangu

termangu

dan termangu

lalu menjadi dungu

namun satu yang  ia tahu

rumput tak pernah menipu….