Tukang Roti si Djoko dan Djoko si Polisi

tukang roti si Djoko

berteriak lantang

boooot….booooot…bottttiiiiiii

menggenjot sepeda subuh hari

sembari menguap di tengah embun pagi

 

tukang roti si Djoko

mengais rupiah dengan senang

ditunggu di rumah oleh anak istri

bergelantungan jemuran di rumah kontrakan

indah….

 

Djoko si polisi

berteriak lantang pula

siaaaaaaap….. tangkap maliiiiing…!

sementara di dunia yang lain

ia menapak kaki di lantai marmer

paha mulus  pualam pun bagai marmer

menempel erat  dari sofa empuk

atas  harta bertaburan dari  dunia antah berantah

yang penting mudah bernama palsu

mengaku perjaka tak jadi masalah…

inilah istri kesekian

di rumah yang kesekian…

tertawa lepas..

bergelantungan di tembok kepala setan

 

Djoko si polisi

dengan seragam hebat hasil unjuk gigi

perintah sana sini sepanjang hari

maling yang itu ditangkap

penjahat yang sana dibui borgol lengkap

sementara tubuhnya digergototi belatung

otak maling diraja maling bersumber perkasa

dari kepala sampai ujung kaki

dari biji mata sampai biji kelamin

yang tak ada pelajarannya

yang tak ada pula sekolahannya….

karena nafsu menantang bercampur birahi

menjalar leluasa tak kenal harga diri

semua campur aduk

antara uang

perempuan

dan kekuasaan…

 

Tukang roti si Djoko

dan si Djoko polisi

sama-sama lelaki

sama-sama mencari nafkah untuk anak istri

namun urusan halal barokahnya  rejeki

dengan seksama diamati  Sang Ilahi….

mana yang bajingan  bangsat jahanam mana yang bening suci…..