Puluhan Tahun Telah Berlalu

urat tangan sudah nampak
garis mata mulai berbaris
lelah pun cepat terasa
banyak hal cepat lupa

ah, tapi tidak…
banyak hal yang tak mudah terlupa
ada pohon cemara
gundul
lantaran yang lebat
belinya juga harus dengan uang hebat
lampu kelap kelip seadanya
hanya beberapa warna
dari beberapa lembaran uang
yang seada-adanya

mata itu kembali menatapku
sinar cinta tiada lepas
lekat dari menit ke menit
jam ke jam
hari bulan dan tahun…
sulit sekali dilepas

jemari saling menggenggam
menuju alam dingin di luar sana
jalan kaki sembari menggigil
di balik busana tebal murah
tetap saja senyum tak lepas merekah
semua karena cinta
terpelihara utuh…

puluhan tahun telah berlalu
natal lewat tiga puluh lima kali
tanpa sang kekasih hati
selamanya….

lalu muncul kata-kata pagi
maafkan saya
seperti saya juga memaafkanmu
kamu tentu baik-baik saja
karena Tuhan tetap memeliharamu
sebagaimana Tuhan menguatkanku
selama puluhan tahun tanpamu

butir air mata berjatuhan
bergulir menuju telepon genggam
layarnya menjadi buram
mengaburkan kiriman tulisan cinta
yang tetap terpendam
ah,
urat tangan jelas berkerut
helaian rambut memutih
kaki tak sekuat dulu…
sudah banyak lupa
hanya yang satu itu tak mungkin terlupa
peristiwa cinta yang punah
karena terpaksa…