mengapa perempuan itu selalu ikut-ikutan
ujar seorang nenek tua di depan layar kaca
tatkala melihat ibu ratu keluar dari kereta
meninjau korban gunung meletus hebat perkasa
mengapa perempuan itu selalu ikut-ikutan
geram sang nenek lagi penuh sengit
melotot sinis tak suka melihat adegan
yang dianggapnya di luar kepatutan
mengapa perempuan itu selalu ikut-ikutan
mendompleng popularitas sang pasangan
atau dialah yang membuat semua jadi berantakan
mengatur segalanya atas bawah kiri kanan
ujar sang nenek lagi dengan suara lantang
sembari jemari tak lepas dari benang rajutan…
mengapa perempuan itu selalu ikut-ikutan
tidakkah ia punya lain kegiatan
hingga tak usah segala orang direpotkan…
tanya berulang si nenek di depan televisi sendirian…
ah, ia tak sendirian
sebab burung di dekat jendela menjawab bersahutan
nek.., perempuan itu memang ingin selalu ikut-ikutan
untuk mengejar segalanya yang serba ketinggalan
nenek tertawa tiada lagi tertahankan
kalian benar, burung..
perempuan itu sedang sekuat tenaga mengejar ketinggalan
tanpa mampu berada di atas kakinya sendiri serta lengan
hingga harus selalu menggandeng cantelan
yang ternyata sangat banyak merugikan
lantaran turut campurnya sudah betul-betul kebangetan
dari sisi darat, udara serta lautan