Puisi 30 September…

 

 

 

Seorang lelaki mengusap air matanya

desiran angin dingin Eropa melanda hati..

bagaimana mungkin ia melempar  jauh kenangan pahit akhir September…,

tatkala lengking jeritan pilu menggema di keluarga

para keparat merenggut nyawa sang ayah seenaknya

bagai membantai ayam tiada berharga

angin Eropa kembali menerpa kepedihan

peristiwa puluhan tahun silam  jauh di negerinya…

yang  tetap dicinta  sampai akhir hayat

hingga kini memberikan rasa was was…

apakah kejadian mengerikan itu akan terulang,

karena MEREKA kini diberi lagi peluang….?