Ngobrol Sambil Makan Siang di Hari Ulang Tahun Prabowo

ld2Waktu duduk bersebelahan Prabowo sembari makan mie godog Jawa di Pasar Raya Blok M, saya tanya sambil bisik-bisik,  “Gimana perasaanmu tadi waktu nerima Jokowi?”  Jawabnya, “Wah… gimana yaaa?’   Saya tanya lagi, “Ada rasa kesal, marah ?”   “Waduh, enggak tuh. Tidak sama sekali. Yang penting sekarang untuk kepentingan  yang  lebih besar, untuk  negara ini” – – – – “Kok tadi dalam pembicaraan di dalam ruangan , Jokowi nggak ada eye contac ya? Dia nggak natap biji matamu, mas?” – – – – “Ah, apa iya, saya nggak perhatiin tuh.. hahahahaa, apa iya begitu??? ‘” jawabnya  sambil mengaduk bakmie Jawa sedap dan tangannya  yang  satu lagi nyomot sate Khudori… Lalu katanya kepada Fadli Zon yang duduk di depannya, “Eh Fadli awas ya ambil sate kambing. Kamu nggak boleh !  Hahahaa..”

Saat saya beranjak sebentar dari kursi di sebelahnya, di meja seberang ada tamu Pasar Raya lain duduk sekeluarga. Mereka, keturunan Arab Betawi campur Solo  menyapa saya, “Mbak, bapak kami lumpuh, umur 80 lebih, dari dulu favorit sama pak Prabowo.  Beliau ingin sekali  foto  sama-sama. Boleh kami datang ke meja sana?”  Lalu jawab saya, “Sebentar ya  mbak, saya akan kasih tahu pak Prabowo,  biar nanti dia yang ke sini”.   “Ah, apa pak Prabowo mau?”, tanya salah satunya.  Lalu saya datangi lagi Prabowo, saya bisiki, “Lihat ke sebelah kanan, ada meja yang bapaknya lumpuh pakai kursi roda, ingin foto sama kamu, mas !  Mau kan datangi mereka?”   “Yang mana? O, mau..mau, saya ke situ sekarang”, jawab Prabowo segera, dan meninggalkan  hidangannya.

Keluarga keturunan Arab itu betul-betul terkejut waktu Prabowo menghampiri. Dan si bapak tua  dituntun berdiri oleh anaknya. “O, jangan pak. Tidak usah berdiri, saya saja yang duduk di sebelah bapak,” ujar Prabowo, sembari memeluk dan duduk akrab di sebelahnya. Ia menanyakan berasal dari mana, dan usia berapa.  Setelah  bersalaman hangat dengan seluruh keluarga, ia beranjak lagi ke mejanya. Tentu foto-foto tak ketinggalan. Prabowo meladeni dengan senang hati.  Salah satu dari keluarga itu memeluk saya, “Aduh mbak, Alhamdulillah kami berterima kasih sekali pada mbak…!”

ld-1

Tampak sekali di hari ulang tahunnya, 17 Oktober itu,  Prabowo  sungguh santai, tanpa beban, meskipun baru kedatangan Jokowi  di  rumah orang tuanya di jalan  Kertanegara  yang diserbu wartawan  untuk  meliput kejadian langka itu.

Kami cerita-cerita soal   lain sambil makan, bercanda soal orang Jawa, tanpa menyinggung peristiwa pertemuan antar dua tokoh itu.., seakan- akan tidak ada pertemuan maha penting  yang terjadi dua jam sebelum kami berkumpul makan siang itu. Saya, bersama tiga sahabat dekatnya (Ony, Yusuf, Maher),  ada Fadli Zon, juga seorang menteri, Djan Faridz ikut makan, plus pak Latief pemilik Pasar Raya dan Donna istrinya, juga ibu-ibu  P2K yang penuh semangat ,  bagai tak ingat yang berulang tahun ini adalah tokoh penting…., tokoh  yang  bikin heboh negeri ini.. Hahahaaa !

Oya,  Prabowo juga  usil datangi kursi Djan Faridz, katanya sambil memegang pundaknya, “Ini lho kenapa saya mau dia hadir di sini, dia ini teman saya. Orang kaya. Nggak jadi menteri lagi juga bisnisnya banyak. Saya minta kerjaan sama dia. Supaya saya dapat duit dari dia hahahahaaa..!”  Djan Farid pun tersipu-sipu.

ld7

ld-5

ld4

ld3

Sholat Jumat  dilakukan Prabowo di mesjid Pasar Raya lantai lima, dengan baju yang sama sejak pagi, baju putih-putih dan peci. Lalu turunlah ke lantai dasar usai sholat, masih dengan sandal, dan perut keroncongan. Buktinya, yang ulang tahun ini makan setengah piring besar  gado-gado, semangkok bakmie godog Jawa, sop kaki Dudung Roxy yang sodap buanget, dan empat tusuk sate Khudori. Wuaduh, laper berat  meeeeen… !!!  ( Oya, waktu disodori kue Ulang Tahun dengan lilin menyala, dia bilang, “Mbak Linda, saya nggak mau ah tipu lilin.., matiin aja ya lilinnya, kita gasak aja kuenya..hahahahaa…!”)

ld-6

Kami saat itu bagai menganggap sedang bersama seorang teman saja. Santai…. Rileks…. Tidak kaku sama sekali…., menikmati makanan sedap Pasar Raya, dan lagi-lagi  lupa baru saja terjadi sebuah peristiwa besar. – – – – dan  tidak membahasnya, kecuali pertanyaan saya yang  tadi saja .

2 comments

Comments are closed.