bunda mengerang
aku dengar bermenit-menit
bunda tertawa renyah
kutangkap dengan telinga balitaku
bunda mengaum di tengah jalan
kudengar dari layar kaca
bunda,
kapan akan berhenti menjadi perempuan blagu
bagai tak takut pada sepotong tongkat sakti
hingga pejabat tinggi
padahal bunda kerap menerima panggilan
demi lembaran uang bertas-tas
lalu bunda kembali menghinadina
mencaci segala manusia bagai kerang busuk mereka
aku miris bunda
tak ingin rasanya mengunyah penganan dari kekotoran
tak ingin berada di rumah super mewah
karena hasil bim salabim bagai tukang sihir
apa jadinya aku kelak
bila ongkos sekolah bermula dari sikap serampangan
perolehan rizki yang jauh dari berkah Allah
parah
perih
berkelana menjalar hingga ubun-ubun kepala
bundaku, sudahlah !
hentikan permainan busukmu
sebelum Sang Rabb murka semurka murkanya…