negeri ini penuh tawa
berderai riang lepas
tanpa teringat nestapa
bagi orang yang bagai tak tersentuh nestapa
negeri ini penuh tawa
semarak bagai pelangi
warna kue bersinar tujuh warna
di atas meja kafe
tertera seratus ribu rupiah
dalam kwitansi yang disodor pramuria
bisa untuk membeli bawang
cabai dan garam
tanpa gizi berarti
bagi si miskin di pinggir kali
negeri ini penuh tawa
manakala asesori melekat di leher wanita
seharga lima tahun sekolah seorang anak desa
yang tiap pagi merana
menatap guru berjalan menebar ilmu
untuk yang mampu saja..
negeri ini penuh tawa
meski koran halaman satu besar-besar berkata
ekonomi negeri ini gawat dan gagal…
siap-siap terlunta-lunta
karena tepung beras dan gula
masih mengandalkan kiriman negeri tetangga..
negeri ini penuh tawa
tatkala pimpinannya muncul bagai badut perkasa
berceloteh tanpa nalar sehatnya..
masih ada maling besar selain maling kecil
dan itulah letak ketidakadilan menurut jalan pikir otaknya…
negeri ini penuh tawa
berjejal sesak pusat perbelanjaan kota
berburu barang obral hasil tipu muslihat si penjaja
keluarlah isi kocek semena-mena
negeri ini penuh tawa
banyak orang berpendidikan di sudut kota
tutur katanya bagai manusia tak terdidik
pura-pura lupa..
selain dunia ini memiliki sanksi hukum..
sanksi moral acapkali mengintip di mana-mana…
negeri ini penuh tawa
karena ayat suci menjadi dagangan murah
sekedar menyelimuti garangnya srigala
sekerasnya telapak kaki menginjak harta rakyatnya…
yang kini terendam lumpur
yang punah dimakan lintah darat
yang terjirat janji palsu kampanye gila…
syukurlah kita masih bisa tertawa
hidup penuh tawa..
riang berkilau sembari meram mata
karena bila kita membuka hati
mata
telinga
sesungguhnya yang ada hanyalah duka..
duka..
dan duka…