untuk apa kamu kenakan
seragam baju negara
sebagai perlambang pengayom rakyat
menjaga suasana nyaman
damai menyeruak ke segala pelosok
untuk apa kamu kenakan
seragam baju negara
bila kelakuanmu bagai singa
yang amarah meledak-ledak
tak pernah bisa membedakan
perlakuan terhadap manusia dan binatang
karena jeroanmu di dalam tubuh
penuh amarah kebuasan
untuk apa kamu kenakan
seragam baju negara
bila wartawan dianggap bukan mitra
lebih hina dari gelandangan
yang tak punya lahan kerja…
untuk apa kamu kenakan
seragam baju negara
bila kamu lupa
makan minum bahkan kentutmu
ditanggung pajak rakyat
keringat melepuh ke mana-mana
dan orang yang kamu siksa di rerumputan itu
adalah pembayar pajak setia
bagi memenuhi perutmu yang lapar
anak-anakmu yang bayar uang sekolah
bahkan istrimu yang nyetor uang arisan
untuk apa kamu kenakan semua itu
bila rakyat kamu anggap musuh
seakan kamu lupa sumpah prajurit
sayangi rakyat
santun kepada rakyat
semua terlupakan
tertutup hatimu yang bebal
dan otak kerbaumu..
sebab kamu bekerja pakai otot
bukan pakai otak
itulah kamu
manusia biadab
karena ternyata motto hidupmu
di udara kamu berjaya
di darat kamu menganiaya…..
hai hantu,
kamu berseragam baju negara
sok gagah-gagahan
bangga
berpatut diri di depan kaca…
namun aslinya..
tak ada kata lain
dari mulut rakyat telah berujar serentak..
kamu biadab !
sebiadab-biadabnya…!!
Arogansi yang hanya membuat malu..
hhhmmm, tapi mungkin yang bersangkutan tidak pernah merasa malu….
Abdul Muis sebelum kemerdekaan sudah menulis, “Akibat salah asuhan…”, mbak Lin…