mulut lebar
tutur tanpa rem
nalar tak dipakai
congkak menggurui
semua terpadu
pada kata takabur
mulut lebar
mengumbar puja
bagi majikan gembul
yang kerap dibela
meski urusan ngawur bicara
sungguh hebat perkasa
kami muak
tapi apa mau dikata
si mulut lebar
terus saja berkoar
membuat banyak orang..
kumat darah tinggi
dari dulu kami sudah menanti
kapan orang ini pergi
dari acara televisi
maupun berita terkini
lalu hari ini
tersiar kabar ia berhenti
ah.. dia bukan berhenti
namun diberhentikan
si mulut lebar masih berkoar
mungkin karena amat yakin
berpredikat sebagai penjilat
dan tukang cari muka
ia akan tetap menjadi manusia sakti
agaknya orang ini
lebih baik kembali
sebagai pemain sinetron
bisa menjadi bintang yang sesungguhnya
akting sebebas-bebasnya
tak usah berpayah politik diikuti
semua akan terbang sia-sia
disapu awan gelap
lewat roda mobil ferari
yang selalu dia tunggangi ..
kini dia berhenti..
sudah kami nanti
sekali lagi : dari dulu sudah kami menanti
menanti..
dan bukan nanti-nanti !!
Orang dinila dari omongannya, Banyak omong dinilai mulut lebar. Banyak bohong, sombong, dinilai besar mulut. Memang kita hidup direpoeblik yang para pemimpinya cuma bermodal besar mulut. Sudah saatnya, dan belum terlambat menyumpal mulutnya dengan revolusi!
GM Sudarta : Kadang mulut-mulut yang tidak tahu diri itu dibungkam atas kelancangannya sendiri…., digerakkan oleh Tuhan untuk diperlihatkan kepada khalayak betapa memuakkannya mereka…, dan tiba waktunya untuk bungkam betulan !