Sejadah Merah

terbentang

di sudut ruang

sepi

hening oleh harapan

suci oleh niatan

 

sejadah merah mengerti

tetasan air mata

bergulir  menyapu

doa orang teraniaya

dijauhkan karena berupaya

mengedapankan kejujuran

menjadi bahan hina

dari orang yang tak punya mata

buta tuli gelap hatinya

 

sejadah merah  tak mempan terbuai

oleh air mata buaya

sebab dari ujung kepala

sampai ujung jempol kakinya

semua penuh sandiwara

 

lalu

mengapa sejadah merah terhenyak

mendengar lagi tangisan doa

dari orang terhina

sembari katanya

lupakan segera

hidup indah tak hanya dari satu orang

hindari buruk aroma

rebut kebahagiaan

gapai kesempatan

iri dengki dari seberang

menjadi bahan ketegaran

maka..,

lakukanlah !

dengan candamu

seperti biasa…..