bu polisi enggan bertanya
kapan datang sang suami
kapan berdinas lagi…
bu polisi enggan bertanya
ada berapa bini sang suami
karena hanya pulang sesekali
bu polisi enggan bertanya
kerja apa sesungguhnya sang suami
betulan jadi polisi
atau garong di negeri sendiri…
bu polisi enggan bertanya
dari mana semua kemewahan ini
bagai air terjun menuju ke kali
semakin keruh tiada terperi
diam mulut jauh lebih berseri
karena belanja takut dikurangi
tak bisa lagi bawa uang puluhan peti
untuk urusan cuci-cuci
cuci uang pakai sabun wangi
harum semerbak melati
bunga yang sama bila sampai dikubur nanti…
duh, lubang tak muat dipenuhi sertifikat rumah asli
yang jumlahnya seribu biji…
bu polisi enggan bertanya
di balik kerudung rapat menutup kepala
ada ular berbisa
yang menyimpan timbunan rahasia
urusan copet uang negara
kini siap ditelanjangi oleh Ka Pe Ka…..
hmmm… kita makin sadar bahwa berbicara sangat lantang adalah keharusan, dan karikatur yang VULGAR sama harusnya. Hari ini saya pake kartun mas GMS untuk ilustrasi coretan saya di kompasian…. tentu dengan mencantumkan nama GMS.
Thanks mbak Lin….
bu polisi enggan bertanya
di balik kerudung rapat menutup kepala
ada ular berbisa
…
urusan copet uang negara
————————————-
Bu Linda, ungkapan di atas memang nyata & benar adanya. Sbg perempuan yg berjilbab, saya sangat prihatin, sedih, malu, & geram. Mengapa sekarang marak perempuan berkerudung yg aktif korupsi? Mungkinkah karena terlalu banyak asupan haram yg mereka konsumsi sehingga jadi tidak berhati nurani? A’dzubiLLAHi min dzalika.
@Ariati Soedjana : Saya juga sedih…. melihat banyak perempuan ‘jahanam’ yang bertopeng dengan jilbabnya. Tidak tahu malu mengenakan busana mulia itu untuk menutupi ketidakbecusan perilakunya. Kasihan untuk kaum perempuan yang sungguh-sungguh ingin berjilbab dengan hati jernih….
Salam,
Mebaca puisi ini semakin aku merasa bahwa selama ini apa yang kerjakan sebgai kartunis kok sia2 sperti Don Quishot melawan kincir angin. berapa ratus kartun tentang korupsi ternaya tak mengubah apa2. Termasuk kartun Oom Pasikom untuk tagl 23 Maret ini tentang DS, Kompas enggan memuat. Spesila untuk yunda akan saya share ke fb yunda.Padahal lebih merupakan humor semata.
.
GM Sudarta : Perih memang ! Seakan menggarami air laut. Sindiran, himbauan, bahkan memohon sekalipun kepada makhluk jahanam memang bagai tak akan ada gunanya. Hati mereka sudah berbatu tajam. Menusuk ke mana-mana. Tapi apa yang kita suarakan, InsyaAllah tetap menjadi pengamatan Tuhan….. dan belum tentu juga sia-sia…
Karikaturmu sungguh mempesona, Mas GM Sudarta ! KOMPAS mungkin punya ”kengerian” untuk memuatnya….. duh .. !!!