aku manusia hebat
perkasa sepuluh tahun
bisa berbuat apa saja
hitam menjadi merah
putih belepotan darah
yang benderang kujadikan gelap
agar manusia sekitar pengap
aku tak perduli
yang serba jelas kubuat rabun
karena kuasa ada pada genggamanku
aku melangkah ke mana-mana
mumpung gratisan semua…
aku tak ingin terkesima
pada protes urusan manusia sengsara
toh aku masih sanggup berpura-pura
tapi ternyata gangguan selalu menggoda
dari kaum yang kuanggap rendah di dasar kaki
mereka harus minggir bila mobilku lewat
mereka harus mengangguk serba yang tak disuka
mereka menelan beras mahal tak kupikir..
kini muncul pula pohon sialan
di kawasan kuasa gubernur sialan
karena hanya dalam sekejap…
dia telah merebut hati orang jutaan
padahal akulah sesungguhnya raja pencitraan
hai pohon, minggirlah !
tak pantas kau menyaingi tubuh subur ini
karena aku berkaca berpatut diri
serta melatih gerak tubuh agar orang bersimpati
tahu-tahu muncul kamu menghalangi
kau mau bicara apa, pohon?
menyaingiku, hah?
kutebang kau !!
mampuslah kau !!
“……….. Let them give thanks to the Lord for his loyal love, and for the amazing things he has done for people….” and do you remember events Jerikho fall of the wall, the trumpet blast could knock down walls solid and strong though, praise a terrible power supra natural and extraordinary.