ada bunda putri
cantik sekali
indah senyumnya
legam rambutnya
langsing lekuk tubuhnya
bunda putri tertawa
menahan kepahitan
ia harus tetap berbinar
demi nama yang terlanjur tenar
dari suami yang nakal benar..
bunda putri berakting
menjelma menjadi bunda mulia
surga ikut
neraka turut
falsafah turun menurun
tatkala perjanjian nikah terwujud
bunda putri mengibaskan kebaya mahalnya
tenun puluhan juta harganya
kerennya batik sutra…
sesungguhnya ia ingin mencopot semua
mulai dari kalung mutiara
tertera di leher jenjang perkasa
hingga berlian pada jemari….
lentik penuh warna rupawan..
sebab semua hanya sarana…
bukan pembawa lekatan bahagia
bunda putri mendekap bantal
sembari berurai air mata
mulutnya berdesis ;
sampai kapan aku harus begini..
sampai kapan…
sampai belahan jiwa lumpuh tak berdaya
lalu aku juga yang kelak harus memandikannya…
karena hidup adalah perjalanan kewajiban
hingga predikatku terbawa mati..
tetap menjadi bunda putri
nan perkasa tak terperi….
sabar setia tertumpuk berpeti-peti..
berpeti-peti..
berpeti-peti…
padahal dadaku sesak menanggung nyeri
Bunda putri nan rupawan
Meredam kepahitan
Karena suami yang celamitan
Pada kemolekan kemudaan perempuan
Walau getir tak tertahan
Harus ditelan demi pencitraan
Oooh sungguh kasihan
Anak dan menantu pun dilibatkan
Menutup aib yang memalukan
Dasar SETAN…..