Sekejam apakah fitnah ? Pedang tajam pun belum apa-apa dan tak sebanding dengan lontaran fitnah. Jangan lupa, pernah ada seorang diplomat karir yang diserang fitnah habis-habisan lalu ia tak diberi jabatan apapun di instansinya. Keuangan menjadi morat-marit, berjualan ini itu dan menjadi sopir taksi gelap untuk menjemput penumpang dari stasiun Gambir. Tuhan seakan-akan membiarkan nestapa melanda laki-laki itu beserta seluruh keluarga besarnya.
Namun buah manis yang dipetik akhirnya bisa dinikmati dengan kebahagiaan tiada tara. Monas yang dulu hanya sekadar dilihat dari stasiun dan dari dalam taksi butut sewaan, kini menjulang berbalik memperhatikannya yang acapkali mondar-mandir menyambut tamu agung dari negeri luar. Ia menjadi orang terhormat kembali, dibutuhkan presiden dan menterinya. Derajatnya kembali naik dan cemerlang. Fitnah telah membuahkan hadiah indah luar biasa.
Itu baru salah satu contoh kejadian hidup anak manusia. Bagaimana dengan yang lain ? FITNAH memang kejam luar biasa. Dilontarkan oleh mulut-mulut keparat demi memuluskan ambisinya. Durna pengadu domba yang berbahaya menjalar ke mana-mana. Namun mereka lupa, sang korban suatu saat memperoleh hadiah luar biasa dahsyat cemerlangnya….. yang tiada pernah kita ketahui kapan waktuya…