Siti dan Ijah
Parto dan Mamat
Reni dan Usa
lalu rombongan lain
berkipas menderu nafas
pulang ngantor melepas lelah
duduk di luar rumah petak
tirai kain bolong sebelah
di sela gerobak dagangan asongan
dan koleksi gunting peralatan salon
semua tergelak
melihat koran acak berita
pak RT muncul berkaos oblong
keringat sore masih menjalar
telingaku panjang menguping mereka
satu kalimat panjang yang berulang
kusimak cermat :
sepakat yaaaaa…
nggak akan milih dia
ngapain juga lageeee…
nanti diperintah sama boss besar
daripada cuma jadi boneka
mending balik urus aja Jakarta
aku bergidik
jangan anggap mereka sekadar rakyat jelata
sebab akal hati pikiran menjalar kilat ke mana-mana
ke mana-mana
bercampur rasa menduga-duga…
bersayap
ke mana-mana
seluas-luasnya….