Category: Puisi

tak kulihat ada permatadi ujung pohon kelapadi dasar pasir putihdi belahan kerang mati nestapa laut… yang biasanya pegangan hiduptopangan keluargamulut

semua berdasarkan pengakuanmenjual martabak berlaba menggunungbagai menjual rumah real estate berbunga besarmelebihi cakrawala embun bersinar sekali berdusta akan tetap melebarke

namamu singkat cantik unik namun problemmu juga luar biasa melihat dari kacamata yang berbeda akan membuat soal berkepanjangan Benur diperebutkan

betapa kamu menjadi pelipur laradalam kegelapankusuara melengking ceriwis lucuadalah siraman air embun ke sekujur tubuhku Kalila tak dihinggapi rasa bersalahmanakala

bunda mengerang aku dengar bermenit-menit bunda tertawa renyah kutangkap dengan telinga balitaku bunda mengaum di tengah jalan kudengar dari layar

selamanyakah air sungai keruh ombak ganas menempuh jarak pendek petir gemuruh menembus atap rumah pohon tak berbuah karena mandul lelaki

Marina kembali memandang baju warna pelangi aneka rupa terasa tetap legam dalam tangkapannya kembali menghitung menit menjadi nyonya suami super

Tuhan Maha Kuasa tapi ada makhluk yang merasa lebih kuasa tanpa ia sadar ada langit di atas kepala dan ada

dua jendela sepatutnya sama yang menutup yang ditutup dua jendela sepatutnya sama warna serasi ukuran tak beda satu senti dua