Puisi Ini Untuknya

tatkala angin rebah di pipi
muncul satu puisi
gemuruh ombak pecah di laut
rangkaian kalimat terajut
menggema segala penciptaan Tuhan
dengan segala kebesaranNYA
terekam semua di sanubari
maka puisi ketuhanan pun berlanjut

ketika pihak di luar menggerutu
ia hanya terdiam
enggan untuk melawan
apalagi meradang
sebab semua berpucuk pada puisi
yang sarat kerohanian
penuh gejolak sabar yang luas
sarat pemujaan
kepada Sang Pencipta

ia sempat duduk berkantor
di ruang kerjanya yang rapi
pada perusahaan besar istimewa
namun tampapknya dirinya tak merasakan istimewa
lingkaran bait puisi tetap menari-nari
sepanjang penulisan hitungan kantor
yang tak berjiwa..
kering..

semua terobati
karena ia tetap berpuisi
hingga hitungan hari
seabad kurang duapuluh tahun usianya
tiada langkah tanpa puisi
tiada hirupan nafas tanpa makna kata
untuknya aku sungguh menaruh hormat
Taufiq Ismail yang setia kepada sastra Indonesia
hingga akhir hayatnya.., kelak !

Jakarta, 25 Juni 2015.
Untuk Taufiq Ismail, seorang sastrawan Indonesia yang bertambah usia ke 80 tahun pada hari ini….