siapa bilang dia meniru
yang sudah tenar berbulan lalu
mendengar keluh kesah rakyat sendu
kemiskinan membuat penguasa termangu
siapa bilang dia meniru
hanya saja kesibukan selalu menunggu
dari keluh kesah sampai ciptakan lagu
blusukan menjadi terlupakan sepanjang waktu
lalu ada orang lain
blusukan ke kali bau
mengundang sinis kata aroma bacin
dari mereka tanpa prestasi tapi blagu
ingat kita pada Columbus
yang mengikuti angin berhembus
berlayar jauh temukan benua Amerika
tetap saja ada yang sinis terhadap pria asal Italia
di samping ada pula penghormatan bangga
begitulah si jangkung kita
saat ia dianggap plesiran keliling kampung di tengah kota
manusia kardus kembali dengki nestapa
menganggap kerja orang Solo itu sia-sia
lalu muncul penirunya
ah gampang saja kalau cuma itu caranya
sayangnya ada yang ia lupa
melakukan semua tanpa berjiwa
bagai kopi pahit tiada memakai gula
Columbus pun sempat dibuat nestapa
berbagai cerca dan hina dina
lalu ia mengeluarkan telur di atas meja
siapa yang bisa mendirikan telur ini dengan perkasa
tak satupun sanggup menirunya
Columbus mengetuk telur hingga pecah sedikit ujungnya
setelah alas telur menjadi rata
maka berdirilah butiran itu di atas meja
para pecundang lancang tak sanggup lagi berkata-kata…
sesuatu yang ditiru memanglah mudah
sesuatu yang baru dijadikan sumpah serapah
maka hidup tak perlu berisi iri dengki
semua akan berbalik pada diri sendiri
blusukan kembali menyala
sebentar lagi ditiru oleh lebih banyak orang semua
yang ingin menarik perhatian seluruh dunia
tebar pesona..
upaya merebut sejuta kharisma
tanpa ingat sebelumnya acapkali mencela
blusukan…
blusukan..
kemarin dihina dina
kini ditiru dengan bangga……