namamu seram
membuat bulu kuduk berdiri
jantung cepat berirama
melebihi larinya kereta
tersangka
tak ada nama yang lebih hina
karena segala yang tak sedap
tak mengikuti jalur norma
tidak pula benderang bagai suci lahirnya sang bayi
menumpuk pada julukan itu
kamu adalah tersangka
muncul dari atap langit lantai dan tembok
bangunan raksasa pengudak dosa
kelak tak lagi tahu apa-apa tentang dosa
karena nama tinggallah nama
tersangka…
kini tak bermakna
karena masih dipuja
disanjung sentosa
oleh kemaruk harta
jauh dari azab dunia
palsu tetap membara…
apa mau dikata..
si pemberi julukan itu…
kini keok tak berdaya !
mari kita angkat topi untuk sang tersangka
ya..untuk kamu
yang tetap aman nyaman tenteram
sampai akhir zaman….
Buku yang menarik! Mempelajari dan mmkeerbaipe diri sendiri sering kita abaikan, padahal ini yang utama, kalau kita baik tentunya kebaikan akan datang kekita![]
mungkin para tersangka yg mengambil hak org banyak yg mengais-ngais mencari sepiring nasi utk keluarganya tidak ingat bahwa pengadilan yg sesungguhnya adl pengadilan akhir nanti dgn Sang Pencipta. mereka terlena dgn kenikmatan dunia dan keserakahan dan ketamakan dan kerakusan. sehingga mrk tdk peduli orang banyak miskin, sekarat, bodoh dan bahkan mati. yg mereka pedulikan hanya diri mereka sndr: saya, saya, saya, saya, dan saya, peduli amat dgn orang lain!!
Kalo tersangkanya cantik kok nggak ditahan ya, padahal saksi2 dan bukti sudah sangat terang benderang, mungkin karena ada gratifikasi asmara buat penyidik kpk ya ha ha ha…..
Tersangka…, oh tak kusangka, tak kusangka…. di seputar meja makan, Bp Beye…
tersangka disangka penuh prasangka dan bersangka-sangka…….
berprasangka positif memang baik, tapi untuk kebaikan bersama, perlu orang berperilaku yang buat orang patut menyangkakan hal yang baik buat dirinya, atau sebaliknya…..