Betapa Tololnya Kau, Risma !

tembok itu berlumur darah
jangan mendekat
panci itu hitam pantatnya
jangan disentuh
kocek itu berlumur belatung
jangan dirogoh

Risma…
engkau gemerlap berkedip penuh pesona
kiri kananmu penuh kubangan
bila Tuhan berkata lain
maka jadikanlah ciptaan karyamu untuk yang lain
betapa tololnya kau, Risma
berada di antara manusia tiada arti
sementara rautmu menohok kejujuran mendalam
tak patut tersentuh penghuni rumah sengsara..

Risma,
larilah !
bila sudah waktumu
Sang Pengatur akan menggiringmu hingga tujuan
yang didambakanmu, pun kami !