Mulut Anyir Bapak Tua

tatkala sepasang makhluk Tuhan

menghadap kadi

dimuka  orang yang berhak  mengawinkan

di  depan  banyak orang

dengan untaian doa

serta pengharapan…

adakah mereka sudah punya niatan

untuk berpisah belakangan

memporakporandakan pernikahan

yang dibina sembari langkah berjalan?

 

tatkala badai menerpa di tengah lautan

curah hujan menciptakan  bah dan banjir air mata

siapa pula yang tak sudi mempertahankan

agar rumah cinta tak tergoyahkan..?

 

urusan perjodohan

tiada ragu berada di telapak tangan

sang Sutradara  Kehidupan…

penuh gempita penetapan

kembali derai air mata berlinangan..

siapa yang mau..

siapa yang mau..

tentu tak seorangpun

semua lantaran keterpaksaan..

menyerah .. menyerah..

pisah adalah suatu jalan..

yang tak terelakkan

 

Lalu, muncul lelaki menuju jompo

jompo dalam lontaran kata

jompo dalam pemikiran

jompo pula manis budinya

bagai musnah oleh rentanya usia

yang masih madatan berkuasa..

berbaur mulut yang penuh  putih busa

hinaan bagi  korban perceraian begitu menggema

dahsyat

menohok

dianggap manusia yang tak berpasangan

adalah seonggok sampah yang  nestapa

hina..

berbahaya..

ya, berbahaya…

bagai gembel korengan yang menjjijikkan

bagai garong pengintai menyabot   harta

bagai hantu seram tiada terkira

yang tak secuil boleh  gemilang karir di mana-mana…

karena…

ya, karena berbahaya tanpa  pasangan !!

 

mulut anyir si bapak tua

membuat  bumi dan seisinya  menganga..

terkesima..

betapa isi otaknya menggerakkan mulut busanya

menciptakan akbarnya  karangan rekayasa

tak ada tempat bagi orang yang tak berpasangan

tak ada makna bagi yang hidup sendirian

tanpa ia berpikir begitu banyak pengorbanan

ombak diterjang dengan kasih  tuntunan Tuhan..

untuk menghadapi kesendirian…

 

duh,  congkaknya dikau…

sembilu menerjang para janda dan duda

mengiris seperih-perihnya penuh penghinaan

mulut anyirmu..

mulut anyirmu…

mana mungkin tak dicermati Tuhan….