Anak Nakal

Anak nakal memanjat tangga
mengintip teras belakang rumah tetangga
terdengar suara
howeeeeeek cuiiih…!
anak nakal meniru :
howeeek, cuiiiih…!
maka pantat disambar telapak tangan Ayahanda
tangga terjungkil
anak nakal malahan tertawa

Esoknya anak nakal kembali mengintip
teras belakang rumah tetangga
sembari ia menyanyi-nyanyi :
tanah airku tidak kulupakan..
Oei Kok Ping kupas kentang
Oei Hong How bantuin
Oei Kok Ping jatuh celentang
Oei Hong How ngeliatin
tanah aiiiiiiirku tidak kulupakaaaaaan….

Lalu gelak tawa dari rumah sebelah
sembari halus memanggil-manggil
datanglah ke sini nak
ada keju Belanda yang kau suka

Anak nakal menyerbu sebelah
tanpa alas kaki lari segera
nyonya Tionghoa menyapa halus
cuci tangan dulu baru dapat keju
tapi tak ada yang kupas kentang
tak ada yang jatuh celentang di sini..
anak nakal bagai tak terlekat dosa
ia malah tertawa seluas samudra

Anak nakal kini sudah separuh abad lebih usianya
menyimpan sejuta cerita
hingga mengandung
menunggu kelahiran putranya
betapa keluarga tetangga sebelah
si Tionghoa lekat dalam ingatan
halus tata cara bicaranya
ke mana mereka sekarang…

Mengapa tak semua bisa seperti kalian
bahkan penguasa acapkali berujar kasar
membahana bagai tak menyentuh sekolahan
bagai tak ada orang tua yang pernah mencontohkan
kata-kata pantas yang selayaknya dilontarkan

—————————————————————-

( dari buku puisi Perempuan Langit )