Air Mata Gulana Saat Natal

 

 

mata lelaki itu

menerawang jauh

gemas

amarah

kesal

luka hati begitu dalam

———-

musik berisi doa

seakan tak mampu

menghapus luka

damai di bumi apa belum pernah tiba..

karena Mesuji nestapa

Bima begitu luas darah menganga

——–

lelaki itu tinggal gumam

tinggal diam

tinggal tak paham

natal yang pedih

di belahan bumi sana

seakan mereka bukan sanak saudara

——–

ya Tuhan…

bila muncul aslinya keadilan

dari moncong penguasa yang lebih suka tidur-tiduran

ketimbang melihat api menjilat tubuh pemuda

menatap mulut terjahit hingga luka menyeramkan

bacok bunuh nyawa tiada berharga

mati sia-sia

———

inilah air mata gulana saat natal

penganan lezat bagai tak menggugah selera

laki-laki itu tersentak

sayup muncul di atas kepala

angin berkata

kau masih punya Tuhan

mintalah terus kedamaian…

sampai nafas tiada lagi terlekat  di badan

One comment

  1. So nice, best Sister!!! We love you all the times…. Aku baru tulis “Gus Dur, Frans Seda, Andi M, dan 24 Desember”. Have nice holidays, Mbak Lin.

Comments are closed.