deretan penjaja pakaian di kaki lima
pinggiran sisa-sisa sawah
kini tertutup perumahan mewah
kaos kaki lelaki
celana panjang sampai rok mini
dan ….
aneka warna rupa jilbab
jilbab yang indah
tiap rajutannya mengandung makna
irama keimanan yang kental
dari para perempuan
berhati bersih….
mengenal Tuhannya
sedemikian penuh hormat cinta..
penjaja pakaian mulai bersuara
lantang merdeka
jilbab…jilbab…
dipilih…dipilih….
untuk orang-orang terpilih
yang tak memakainya di ruang pengadilan
sembari bersumpah palsu..
berkata tipu
tanpa takut setitik pun..
jilbab menangis
karena sama sekali tak suka
dikenakan untuk sekedar memperdaya
seakan-akan suci sentosa…
jangan kotori jilbab
dipilih…dipilih warnanya
dipilih…dipilih modelnya..
dipilih pula si pemakainya..
yang indah…
yang setia pada kebenaran hidupnya…
janganlah untuk berkedok agama
di depan meja hakim yang kerap bertanya….
disambut dengan sumpah palsu berhawa
maka jilbab menangis..
merasa tak pantas..
berada di atas kepala mereka….
super
Saya adalah orang yang paling gemas dengan fenomena ini. Jilbab kami tak lagi agung dengan perilaku orang-orang seperti ini…saya sedih prihatin…betapa perjuangan kami demi bisa mengenakan jilbab di kepala-kepala kami di tentang guru bahkan orang tua kami sendiri. Tapi sekarang…
Setuju sekali mba, analisa saya juga ke sini. Budaya kita giliran agak2 kepepet cepet2 ‘jualan agama’ deh, ‘jual anak’, jual cerita ‘dizolimi’… pake dey atribut ‘baik’ itu depan umum sambil pasang wajah innocent,, mendadak lidah begitu pasihnya dengan ucapan2 berbau ‘agama’….hope we are not part of the drama,, #semoga
semoga…semoga…semoga….