Jir, hari ini kamu muncul lagi. Sejalanan macet. Segala lebaran panjangan jalanan macet. Ribuan kendaraan macet. Duh, Jir … banjir… teganya kamu datang lagi. Hari ini bukankah cukup seru dengan demo buruh di Bunderan Hotel Indonesia? Saya sengaja tidak lewat sana, karena takut buruh menghadang. Tahu-tahu pulangnya saya lewat situ, demo sudah surut, banjir malah datang.
Jir, saya ingin ngobrol sama kamu. Di tengah riak gemericik suara airmu diterjang ban mobil, sepeda mobil eh sepeda motor maksud saya, rasanya kamu ingin saya cubit. Antara gemes, kesal, keki, bingung, geli, kocak. Semua campur aduk, Jir !
Kamu tahu kan, ada sekelompok orang bermulut rombengan. Bicara seperti kaleng rombeng, keras tiada mutu, bahkan mengundang orang menggerutu. Yang sudah tertangkap di malam gelap hotel gemerlap, maunya tidak begitu cara penangkapannya. Katanya, tidak etis dan tidak manusiawi. Jir, saya ingin tanya, nangkap maling yang manusiawi yang seperti apa sih? Pakai musik penyambutan, dielu-elu, dikalungi bunga tai kotok begitu? Memangnya korup jatah rakyat termasuk manusiawi? Aya-aya wae kan Jir? Wes ora genah bah.. !!
Lalu nih Jir, dulu waktu Indro Warkop naik haji dan umroh, saya ingat betul dia mengirimkan SMS kepada saya. Dari depan Ka’bah. Isinya kira-kira , “Lin, sebagai sedulurmu, aku dan istriku di sini ikut mendoakan kesembuhanmu. Aku mohon kepada Tuhan di depan Ka’bah ini, agar kamu InsyaAllah sehat kembali. Aku tahu Tuhan sayang kamu sekeluarga…..”
Di Jakarta, air mata saya meleleh. Indro, yang sepupunya menikah dengan tante saya, sempat-sempatnya mengirim doa dan disampaikan lagi dengan SMS. Saya terharu betul. Dia tentu bukan sok nampang, sok ngejago mendoakan. Tentu ini adalah spontanitasnya. Dan keikhlasannya. Saya sangat menghargai hal itu.
Lha bagaimana dengan SMS doa politik di depan Ka’bah? Lalu SMS disebar ke mana-mana dengan bangga oleh para pengikut ‘si boss’. Di satu sisi mereka bangga betul mendapatkan SMS serupa itu. Tampaknya ini adalah suatu kehormatan besar. Tetapi tunggu dulu. Bagaimana pendapatmu Jir? Menurut saya sih, ini mempermalukan diri sendiri. Di sisi lain orang mencemooh. Oooo, segitu saja toh kualitas berumrohnya? Ibadah kok doanya beraroma politik? Untuk golongan tertentu pula, hahahahaaa…. ! Saya kira semula doa untuk kesembuhan orang sakit, gicuuuuuu.. seperti si Joy (o iya saya dan teman-teman dekat Indro Warkop memanggilnya ‘Joy’) lakukan untuk saya. Jebule…jebule….. doa politik yaaaa??
Jir, ngobrol sama kamu ada enaknya, ada tidak enaknya. Enak bisa ngobrol sebentar numpahi uneg-uneg carut marut. Yang tidak enak adalah kamu lama betul perginya. Got sudah mampet, mobil sudah mulai banyak yang mogok lagi niiiih. Buruan kamu lenyap deh, jangan sampai Jokowi datang lagi naik gerobak keliling kota, lalu diikuti dengan perahu karet raksasa yang berisi boss besar dan para kurawa.Belum lagi ada lelaki yang masih mimpi mimpin Ibukota bolak-balik nongol di tengah banjir kasih ceramah untuk layar kaca dengan omongan-omongan sok tahunya sehingga hasrat ‘howek’ muncul dari para pemirsa….
Sudah dulu ya Jir. Sana deh jalan. Jangan datang lagi kalau bisa. Oya, kalau saya SMS saja nanti baru kamu datang ya, tapi juga sebentaaaaaaar saja. SMS nya juga bukan dari depan Ka’bah lho. Inga… inga… !!
Aku setiap hari pasti buka blog ini…wah isinya makin hari makin menarik….emang bener mba…aku juga paling benci sama orang munafik…rajin solat tapi maksiat tetep jalan…aduhh,,,,,mesti dibeliin kaca deh kayaknya…..
selamat pagi mb Lindaku yang jeli… oom dan tante banjir hanya ingin memelekkan partai berkuasa dinegeri ini untuk bisa lebih tau malu atau memang sudah tidak punya malu terlebih kemaluan sama sekali dalam hal ini, mengingat oom dan tante banjir tidak ada hubungan saudara ataupun pertemanan didunia maya dengan para petinggi negeri ini terutama partai berkuasa yg tidak punya kuasa karena kalah dengan TUHAN, tapi kenapa TUHAN selalu dibawa bawa dan diteriaki untuk menutupi aib2 mereka yg seolah olah mereka semua adalah sohibnya TUHAN? Ah aya aya wae … TUHANkan ga mengenal esek2 dihotel, TUHANkan tidak bersahabat dengan Narkoba dan TUHAN tidak mau Korupsi dan TUHAN tidak mengenal petinggi cengeng yang curhat kalau ada anggota keluarganya digossipin.. trus SMSan panik karena merosot perolehan suara 2014nya? ah… mb LIndaku sayang, banyak hal yg membuat kita HUWEK dinegeri ini mereka teriak2 rok mini n kebaya adalah pemicu pemerkosaan tertinggi … ternyata mereka yg teriak suka dengan hal itu bahkan dengan bocah2 yg baru pada belajar pakai lipstick dan mirisnya para isteri sah mereka mau menerima kondisi para setan laknat tersebut demi status..Huweeeek !!!! dan yg gagal n menghamburkan uang negara pada saat kepemimpinannya dulu masih saja ada dilayar kaca itu pertanda kiamat sudah dekat mbku…. jadi inilah sebenarnya ahlak dan moral para pemimpin negeri ini yg sangat tidak patut dicontoh teriak maling jadi maling, teriak tidak korupsi pada korup, teriak jauhkan narkoba pada nyabu bareng dan sialnya dilakaukan oleh para PNS dikantor PNS hehhehee… dan enyahkan rok mini, kebaya, naik motor ngangkang ternyata mereka suka dengan hal2 yg berbau ngankang tsb dan pada menjadi orang suci setalh duduk dikursi pesakitan….cuuuuuih !!!! salam hangat cai deh untuk oom dan tante banjir cai mau huwek beneran nih nanti lanjut lagi ya…. tapi ga usah SMSan ya…
Linda bagus sekali tulisannya. Yang seperti ini yg kita pelajari dulu, yaitu bahwa sastra ditulis dengan tujuan menjadi alat pembelajaran bagi pembacanya untuk mengetahui lebih mendalam terhadap situasi (utamanya yg bobrok) yang sedang terjadi, agar dapat membawa perubahan ke situasi yang lebih baik. Ini yang harus pula disadari oleh para wartawan, semoga.