Jokowi namamu
lima belas Oktober di Balai Kota
berbaju putih
bertopi
penuh atribut
menjadi tontonan
mengucap janji
untuk kerja murni
dari hati…
Jokowi namamu
beban di pundak dimulai
sungguh luar biasa
menyala ke mana-mana
menembus rimba raya
Jokowi namamu
yang mengukir cerita
rakyat mendadak jatuh cinta
untuk kemajuan Jakarta
bagai bintang gemerlap tiba-tiba
kau begitu mempesona
Jokowi namamu
apakah akan terus menyeruak pesona
bagi khalayak Ibukota?
semua tergantung dari tutur kata
dari perbuatan
dari niat baik
dari intonasi suara
pertanda kau bahagaia
atau sudah mulai pusing kepala
Jokowi namamu
jauh dari luar kota
muncul di sini cari perkara
perkara dihujat
perkara dipuja
satu pesanku selain merawat kota
urusan privasi harus tetap terjaga
tak perlu orang-orang media
masuk sampai kamar tidur lantai dua
sehingga orang tahu bentuk kayu peraduan buatan Indonesia
yang menjadi tempat istirahatmu dengan istri tercinta….
saya setuju dengan bung Berthy! salam selalu,
Buat saya itu tidak masalah… Saya melihat dari kacamata pekerjaan saya sehari-hari sebagai inteiror disainer dan project manager untuk proyek-proyek interior… Jadi, masalah ini adalah makanan sehari- hari saya..
Pesan yang ingin disampaikan Jokowi sebetulnya sangat sederhana… Kita tidak perlu memakai produk raja-raja jaman dulu (dalam hal ini dari luar negeri pula)… Jikalau kita punya produk lokal yang bermutu, kenapa tidak kita gunakan untuk kebutuhan kita sehari-hari…? Potret ruang tidur juga biasa ditampilkan di media majalah ataupun TV untuk menambah wawasan dan ide kita dalam berkreasi di rumah pribadi kita,…
Boleh kan berbeda pendapat? Katanya, perbedaan itu indah, asalkan kita tahu bagaimana kita mendudukan masalah perbedaan itu sendiri…
Salam sukses buat Linda Djalil.
Terima kasih mbak Dina…
Boleh dong berbeda pendapat. Kan jadi seru…, dan masing-masing melihat dari kacamatanya sendiri. Memang benar di majalah-majalah interior banyak diperlihatkan kamar tidur seseorang. Keren-keren dan bisa jadi percontohan. Melihatnya senang, tapi untuk saya lakukan sendiri ( berkali-kali beberapa majalah interior minta saya agar kamar saya difoto karena kata mereka ‘cozy’), tapi dengan halus saya menolaknya. Tempat itu adalah ruang privasi yang paling privasi bagi saya….
Saya bukan siapa-siapa. Apalagi kalau (misalnya nih hehehehe) saya adalah seorang pejabat atau tokoh apa kek… waaah, rasanya ”bukan Linda deh” untuk memamerkan kamar tidur ke mana-mana. Saya rasa untuk tokoh publik memang sebaiknya juga begitu. Disorot saja prestasi kerjanya, atau sarapan paginya barangkali… tapi tentu bukan sampai keadaan kamar. Memamerkan produk dalam negeri bisa melalui tas baju sepatu maupun perabotan rumah tangga lainnya.
Dan rasanya, kok Jokowi berada di kamarnya kemudian difoto di depan tempat tidurnya, ”infotainment’ banget..! Hahahahaaaa…..!
Salam dan sekali lagi, terima kasih ya sudah mampir.
Ruang Publik adalah milik kita bersama, RES PUBLIKA…. Tempat Tidur adalah RES PRIVATA… Sangat tepat untuk terus diingat mas Jokowi (dan juga Ahok..). TERUTAMA juga PUBLIK. Untuk menjaganya. Karena ini Negara REPUBLIK Indonesia…