kamu cantik
dempul pipi tebal
gincu sumringah
rambut tertata
bertubuh melambai…
langsing…
kamu melenggok
menenteng koper kecil
diikuti ekor mata orang-orang
menuju pesawat bergengsi
untuk ke mana-mana terbang sana-sini
selagi kamu melekatkan jemari
menandatangani surat daftar kerja
itulah langkah kakimu
untuk berkarir di tengah udara
dengan segala resikonya
tatkala menjalankan pendidikan
tak hanya lenggak lenggok menarik troli
serta membagikan minum yang dilakukan
namun juga cara keselamatan
untuk sigap membantu penumpang
bila maut tiba-tiba sudah mengembang
semua dipelajari dengan tak gampang
lalu,
mengapa saat kendaraanmu terjebur
di tengah lautan luas
serta penumpang selamat
kamu si gincu mewangi
berkata tak mau lagi
menjadi pramugari
karena seram
kapok
maut mengintai…
dalam kesibukan kerja
di tengah udara…?
pramugari.. oh pramugari…
kamu sungguh aneh
orang semacammu itu
memang harusnya tak sekalipun muncul
dalam mengabdi
di dalam burung besi
lalulintasmu sehari-hari
bukankah penuh resiko tinggi
bukan lenggak lenggok bagai peragawati
di atas karpet merah berseri
dan difoto juru kamera sana sini…
untuk berpamer diri??!
kamu memang sebaiknya minggir
mencari kerja yang lebih banyak nyengir
barangkali cocok menjadi kasir…
di hotel berbintang tempat orang plesir
ketimbang darah senantiasa berdesir
bila pesawat berguncang menyentuh ujung petir…
Salah rekruitmentnya kali Linda, kudunya salah satu test emang kudu praktek kapal maburnya tenggelam hahaha
Mungkin ini Pramugari khusus make-up dan salah ‘panggung-kerja’, Mbak Lin. 🙂
hehehehe… gimana jd penghuni rutan pondok bambu ya? lebih baik kecebur dilautkan? manusia sekarang kebanyakan mimpi…