indahnya garasimu, Wan!
penuh kecantikan tiada tara
mobil berderetan puluh-puluhan
segala rupa segala warna
bagai pelangi berpamer di cakrawala
serupa warna lipstik segala perempuan
yang ada dalam catatanmu berderetan
Wawan sang kolektor mobil
kau punya segalanya
dari dua pintu sampai enam pintu
juga kepala mobil yang berpintu
menari-nari di kepala maling berkedok cendekiawan
cerah meriah riang kepalang
menderu di jalan raya
bagai jiwa melayang menghajar debu
asap knalpot yang tak mungkin nyata
kalau perlu kakus pun ada di dalamnya
Wawan nan pahlawan
raja mobil mendunia…
tertawa berderai-derai
penuh kepuasan
betapa mobil menari-nari di jalanan
menggelinding ban hitam bersemir kilap
degum musik menambah nafsu terbang bersayap
bersama mobil-mobil puluhan
yang ada di garasi Wawan..
sang kolektor…
di tengah kemiskinan rakyatmu
yang melihat kunci mobil pun bagai mimpi
namun hak kalian yang tersedot
jelas-jelas bukanlah mimpi hai kaum miskin
sebab semua keindahan hidup ada pada segala warna di sana…
seenaknya berpindah tangan
hai Wan !
cemerlang mobilmu bukankah menderu senantiasa
hanya berkibar di kala malam..
sebab siang akan ketahuan
semua adalah barang hasil copetan
Hahahaha… Beberapa mau dijadikan “Boraq” dipake ke dunia seberang, sementara gedung sekolah banten dan Puskesmas tidak lebih baik dari daerah terpencil… Hmmm… thanks mbak Lin..