Kalian biasanya sombong kepada kami. Dari urusan merebut pulau hingga penghinaan pada bangsa kami yang mencari nafkah di tempat kalian. Plus mengaku soal lagu hingga batik adalah ciptaan kalian. Kami sering dibuat mumet dan gregetan tetapi selalu berusaha menahan diri karena berlandaskan ‘saudara serumpun’.
Maka kini kami tinggal menjadi penonton saja melihat kepanikan, kesibukan, dan lontaran kecaman dari berbagai negara yang kalian rasakan sekarang… sampai-sampai keterangan resmi orang paling tinggi dan terhormat di tempat kalian itupun dicabut kembali — soal lokasi jatuhnya burung besi nan malang itu….