Bupati…Oh, Bupati…!

bolehkah aku bertanya

apa isi otakmu

memajukan wilayah kekuasaanmu

juga rakyat di sekeliling

serta penghidupan yang layak

ataukah hanya sekedar

memikirkan urusan syahwatmu

karena antara otak dan hati

serta nafsu menggebu

tak bisa diatur rapi

bagai binatang liar di hutan

yang sibuk   tidur dan makan

serta kepuasan  alat kelamin menjadi urusan

 

aku kembali  bertanya

siapa bundamu

dan ayahanda

yang seumur-umur mendidikmu

menjadi manusia berguna

atau mulut lancang bicara

penuh urusan gelora

bagaimana cara meniduri wanita

yang diukur acapkali dengan harta

 

lalu siapa pula gurumu

tatkala kamu  meletakkan pantatmu

di bangku sekolah..

tak pernah pelajaran akhlak mampir

ke otakmu yang porno nyinyir…

 

sekali lagi aku bertanya

benarkah artis mudah ditiduri

dengan bayaran tak sampai ratusan juta

seenaknya congor mulutmu berkata

dan tidakkah kau sadari

yang bau mulut rasa bangkai

sebenarnya adalah mulutmu…

menyebar ke seluruh pelosok dunia

dengan segala hina

 

lalu,

akankah kita terus pelihara

manusia beraroma  belatung  semacam ini

yang tak punya secuil rasa

menempatkan martabat  sejajar bupati

bahkan  jangan-jangan..

dialah asli-aslinya si raja singa..

yang  leluasa

doyan menerkam ke mana-mana..??!

10 comments

  1. Sekarang sedang musimnya dinasti bupati. Bupati habis tugas diganti sang isteri melanjutkan jadi bupati, an isteri habis tugas, sang anak meneruskan manjadi bupati. Sang anak habis tuguskan dilnjutkan oleh sang menantu. Sang menanu habis tugas dilanjutkan oleh sang cucu.

    Rupanya budaya dinasti sudah ada yang memebri contoh kan?

  2. Tidak banyak pemimpin daerah yang baik. Tapi, tidak sedikit yang masih sangat egosentris…. Kalau yang sudah baik, lanjutkan perjuangan. Tapi, permenungan ini mengulangi spirit kaum Sufi maupun filosof yang sejak semula mengkritik para Pemimpin yang menempatkan kekuasaan (takhta), kekayaan (harta) dan hedonisme (seksualita) menjadi kriteria utama dan barometer sukses, bukan kemakmuran rakyat….. Renungan ini tentu boleh juga tidak hanya buat mereka yang secara formal disebut BUPATI, tetapi juga ke pemimpin struktural ke atasnya dan ke bawahnya, ke kiri kanannya, atau semua kita….. Renungan dan kritik yang lugas…

Comments are closed.