masih lekat dalam ingatan
betapa kamu sehari-hari pongah di layar televisi
saat disemprot kamera melalui lokasi terhormat
melontarkan tutur kata
yang menggebu-gebu tiada tara kacaunya
lalu senyum lebarmu semakin luas
saat pelantikan menjadi pejabat tinggi negara…
seakan-akan ada dunia di dalam genggaman tanganmu…
lalu kamu menghina para pengungsi gunung merapi
dengan kata-kata menyakitkan tiada tara
semua terlontar di dengar massa
dan menimbulkan perih di hati
kini giliranmu dicibir banyak orang
kami bertanya,
adakah gunanya sekian banyak gelar akademis yang kau sandang selama ini…,
bila yang termulia dari esensi kehidupan tidak kamu gubris?
dengan segala kepandaianmu,
silakan kamu kini mencari pengacara terpandai, terhebat, terlicik,
yang bisa membuatmu berkelit….
Tuhan, malaikat, bidadari, semua mungkin sedang tersenyum
sembari memandang kediamanmu yang mewah,
lumbung berasmu di dapur,
batik tulis dan busana hebatmu di lemari,
deretan mobil di garasi
serta isi kulkasmu di rumah…
sebab Tuhan, malaikat, bidadari
pasti tahu sejelas-jelasnya
darimana muasal semua itu kau peroleh,
yg muncul berlimpah ruah
hanya dalam waktu sekejap saja……
Benar, hidup itu bagai RODA BERPUTAR, mbak Lin… Mereka mungkin lupa dan khilaf.