Ir. Kotan Pasaman — “Berkarya Dengan Hati”

foto : istimewa


 

bedah buku bersama penulis Linda Djalil dan R.Ahmed Kurnia S -- foto : istimewa

 

Kotan Pasaman, Arifin Tasrif dirut Pupuk Indonesia Holding Company, Nining, dan penulis Linda Djalil & R. Ahmed Kurnia S -- foto : istimewa

 

Dewi Soeharto (sahabat keluarga), Ria Pasaman (putri Kotan Pasaman), Linda Djalil ( penulis buku ) --- foto : istimewa

Tak banyak yang tahu, Kotan Pasaman adalah seorang pria yang sungguh berjasa bagi industri pupuk di Indonesia. Maka banyak orang berpendapat, ia layak memperoleh predikat sebagai “Bapak Industri Pupuk Indonesia”. Lahir di Tanjungkarang 5 April 1933, lulus dari ITB tahun 1959, mulailah karirnya dititi setapak demi setapak dengan gemilang. Dialah orang PT Pupuk Sriwidjaja ( PUSRI) yang berusaha keras memajukan industri pupuk di Indonesia dengan segala sepak terjangnya. Pada masa-masa sulit, Kotan Pasaman berupaya meninggikan kapasitas produksi, memajukan kinerja para staf PUSRI, serta kesejahteraan hidup para pegawai. Ia sempat menjadi Direktur Teknik dan Produksi, yang sebelumnya menjadi manajer operasi dan produksi. Sampai tahun 1982, ia telah membuktikan pekerjaannya dengan gemilang. Beralih ke PT Semen Cibinong setahun, ia kembali ditempatkan di PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) sebagai Presiden Direktur.

*****************

Kotan adalah seorang pemimpin yang bersahaja. Ia tidak gila hormat, namun wibawanya luar biasa bagi para anak buahnya. Dia bisa ‘santai’ saja menghadapi Jenderal M Jusuf yang terkenal ‘angker’ – yang saat itu menjadi Menteri Perindustrian. Kotan bercerutu di depan M Jusuf tanpa diketahuinya bahwa sang Jenderal biasanya sangat tidak suka melihat orang merokok atau bercerutu, dan
anehnya, Kotan sama sekali tak kena teguran apapun. Seakan-akan ia memang mendapat perlakuan istimewa dari ‘sang jenderal angker’ itu.

Pria ini juga memiliki “istri kedua” yaitu pabriknya. Sepulangnya dari mana-mana, ia tidak langsung ke rumah namun mampir dulu meninjau pabrik yang berada tak jauh dari rumahnya. Prinsipnya, seorang insinyur bukan hidup di balik meja. Harus selalu di lapangan! Anak buah dirangkul, dibentuk tim yang kompak, selain itu diberi pula kenyamanan hidup di tempat yang membosankan jauh dari kota besaritu. Semua dipikirkannya dengan seksama. Ia berani mengalihkan tanggungjawab dan tampil dengan segera bila ada kesalahan terletak pada anak buahnya.

Kotan yang tetap bersahaja itu juga tenang-tenang saja saat ‘diusir’ oleh satpam sekian puluh tahun kemudian, saat ia tengah menikmati masa pensiunnya dengan keluarganya mengunjungi halaman depan Pusri untuk mengambil foto. Tentu satpam tak menyangka orang yang diusirnya adalah orang maha penting dulu di Pusri. Apakah Kotan merasa tersinggung, protes dan marah? Tidak sama sekali.

Dengan senyum khasnya ia mengikuti maunya sang satpam – dan ini membuat ‘gemas’ keluarga yang mendampinginya saat piknik ke Palembang beberapa waktu lalu. Itulah Kotan. Semua dianggap santai.

Cobaan hidup dilaluinya dengan tabah ( ia pernah dituduh sebagai anggota PKI dan dijebloskan ke penjara tanpa salah, istri pertamanya sakit kanker cukup lama, salah satu anaknya sampai kini juga ‘terbelakang’ karena sakit yang dideritanya ). Semua
menjadi bekal hidup yang sungguh bermakna sampai masa pensiunnya yang penuh damai bersama keluarga besarnya.

**************

Pembentukan karakter Kotan Pasaman bermuasal dari ayahandanya yang seorang demang, Sutan Rahim Pasaman seorang Aceh asli. Pekerja keras, penyayang pada sesama, dan jauh dari sifat angkuh. Urusan sekolah dan meraih pendidikan tinggi adalah urusan nomor satu bagi keluarga Sutan Rahim Pasaman. Oleh sebab itu Kotan sejak kecil sudah dibiasakan merantau sejak berusia enam tahun. Kotan
dimasukkan ke sekolah Katolik yang memiliki disiplin keras, dan harus masuk ke asrama di Teluk Betung. Setelah lulus tes bahasa Belanda, Kotan berpindah tumpangan ke keluarga Samil yang sangat terpelajar.

Setamat SMP di Tanjung Karang, ia pindah ke Bogor. Di tempat kos inilah ia belajar beradaptasi dengan segala suku bangsa dan agama yang melekat pada anak-anak kos lain. Kotan tetap bersahaja meski ia anak pejabat sekalipun. ITB adalah pilihan Kotan setamat SMA. Menjadi mahasiswa pandai, kuliah lulus dengan segera dari jurusan Teknik Kimia ITB.

Tak lama menjadi dosen, ia hijrah ke Pusri. Dorongan yang kuat untuk lebih memahami dunia industri semakin kuat. Ia sadar betul bahwa bahan baku pabrik pupuk berasal dari gas selama ini terbuang-buang. Obsesinya adalah memberi nilai tambah terhadap bahan baku yang selama ini tersia-sia untuk diproses menjadi pupuk. Pabrik Pusri sendiri, semula digagas oleh Biro Perancang Negara (sekarang bernama Bappenas — Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Rancangan proyek pembangunan pabrik pupuk urea pada tahun 1964 berkapasitas produksi hingga 100.000 ton per tahun dengan bahan baku gas alam. Saat Kotan Pasaman menjadi Direktur Teknik Produksi pada tahun 1966, kapasitas produksi Pusri menjadi 1,6 juta ton urea per tahun. Lonjakan yang fantastis. Perluasan produksi terus berlanjut. Kotan membangun pabrik Pusri II, III, dan IV. Usianya baru 44 tahun saat itu.

Semua terjadi bukannya tanpa kerja keras. Kotan sangat mengayomi seluruh anak buahnya. Mereka dituntut kerja keras, namun hubungan kekeluargaan tetap terjaga. Ia tahu persis kelemahan dan kelebihan masing-masing anak buahnya. Oleh sebab itu hampir semua diberi kesempatan untuk meraih ilmu yang lebih lagi, diikutsertakan pada segala macam kursus kilat, tugas belajar di luar negeri
dan meninjau pabrik-pabrik negara lain.

Hasil gemblengan Kotan Pasaman pada kenyataannya memang menjadi ‘orang’ semua. Salah satunya adalah Wardijasa sempat menjadi Dirjen Industri Kimia Dasar , Nur Hidayat sempat menjadi Direktur Teknik PT Pupuk Iskandar Muda di Lhokseumawe Aceh.
Arifin Tasrif yang menjadi Dirut PT Pupuk Indonesia, juga semula adalah binaan Kotan. Selain itu, di tangan Kotan Pusri dikenal sebagai percontohan dan menjadi ‘sekolah’ bagi tenaga ahli lain dari perusahaan-perusahaan pupuk Indonesia lainnya.

 

Kotan Pasaman --- foto : istimewa

Setelah setahun menjadi direktur di PT Semen Cibinong pada tahun 1982-1983, Kotan berkiprah sebagai Presiden Direktur PT Pupuk Kalimantan Timur di bontang. Menteri Perindustrian Hartartolah yang menawarkan jabatan yang penuh tantangan itu. Seperti yang sudah diduga, berbagai hambatan menghadang, namun semua bisa dilaluinya. Saat Kotan di sana, keputusan membuat pabrik pupuk di darat (semula terapung) mulai dilaksanakan. Ia segera mempercepat transfer ketrampilan, mendatangkan 70 tenaga kerja berpengalaman dari Pusri. Ujian dahsyat pernah terjadi pula saat pabrik Pupuk Kaltim I yang sudah diresmikan, terbakar ! Biaya rehabilitasi cukup besar , sekitar US$12juta.

Ia pernah pula memakai konsultan Jerman yang akhirnya mengecewakan sehingga Kotan dengan tegas sempat mengancam mereka. Itulah Kotan, yang tanpa pandang bulu bila bekerja untuk kemajuan negerinya. Di bawah kepemimpinan Kotan, Pupuk Kaltim sempat berhasil memproduksi 500 ribu ton untuk dalam negeri, dan beberapa bulan setelah itu memenuhi kenaikan permintaan mencapai 733 ribu ton urea. Separuh produksi bisa diekspor (antara lain ke Filipina, India, Taiwan dan Jepang), dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Bisa dibayangkan dari jumlah pupuk yang diekspor, berapa devisa negara yang telah dihasilkan?

***************************

Kawasan Bontang dulu benar-benar kering kerontang. Bagai rimba raya tanpa daya tarik sama sekali. Kotan mencari kiat agar para pekerja betah dan tidak merasa terasing di sana. Pembangunan rumah yang layak dengan menggandeng Bank Tabungan Negara memberi kegembiraan tersendiri bagi pegawai. Lalu dibentuk grup musik yang seru. Belum puas dengan hal itu, melalui naungan Yayasan Pupuk Kaltim didirikanlah sekolah mulai SD, SMP, SMA. Guru-guru terbaik dari luar Bontang diberi kesempatan mengajar di sana. Mendirikan Rumah Sakit tak lepas dari ide Kotan. Warga di luar seputar pabrikpun akhirnya boleh menikmati Rumah Sakit yang dibangun oleh Pupuk Kaltim tersebut. Kotan ingin agar kehadiran Pupuk Kaltim dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar Bontang yang
lain.

Lalu ada pula grup baru, marching band Pupuk Kaltim yang membanggakan. Anak-anak karyawan bersatu dengan anak-anak warga setempat untuk bermain musik dalam grup itu. Olah raga? Kotan membentuk tim sepakbola PS Pupuk Kaltim Bontang, yang pada akhirnya mencapai prestasi pertandingan tingkat Asia memperebutkan piala Winners.

**************************

Kotan Pasaman kini tinggal menikmati hidup bersama istri, anak, menantu dan cucu sekeluarga besar. Seorang visioner yang diakui oleh Arifin Panigoro pemilik PT Medco Energy International dan sempat pula mempekerjakan Kotan di perusahaan besar itu, kini masih menjadi ‘sumber tanya’ para juniornya. Kotan memiliki segudang ilmu dan setumpuk jasa bagi Indonesia. Toh “Bapak Industri
Pupuk Indonesia’’ ini tetap saja menganut ilmu padi. Kian berisi, kian merunduk.

Dan tentu saja sangat layak menjadi panutan bagi generasi sekarang serta mendatang.

***

Buku ‘’Berkarya Dengan Hati” adalah buku yang dibuat oleh BKKPII ( Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia ) sebagai buku serial ‘Jejak Karya Anak Negeri BKKPII )

Buku JEJAK KARYA NEGERI
Seri I
: Ir. Kotan Pasaman
BERKARYA DENGAN HATI
Cetakan ke 1 Desember 2012 – 219 halaman
Penulis: Linda Djalil dan R. Ahmed Kurnia Soeriawidjaja
Editor: Dyah R Permatasari

Fotografer : Wibowo Rahardjo, Ria Pasaman Vega Riyanto
Penerbit: DoctorRabbit  Science Inc

( Acara peluncuran dan bedah buku sudah berlangsung di Royal Kuningan Hotel Rabu tanggal 12 Desember 2012 dihadiri oleh 300 tamu/antara lain bedah buku oleh Arifin Tasrif Dirut Pupuk Indonesia, Arifin Panigoro Komisaris Utama PT.
Medco Energy, Wardijasa eks Dirjen Industri Kimia Dasar)

CURRICULUM VITAE

Nama: Ir. Kotan Pasaman
Tempat/Tanggal Lahir: Tanjungkarang, 5 April 1933
Status: Menikah

PENDIDIKAN
1954 – 1959 Institut Teknologi Bandung (ITB)
1958 Sarjana Muda Teknik Kimia
1959 Sarjana (Insinyur) Teknik Kimia

PENGALAMAN KERJA

1995 s/d sekarang PT MEDCO ENERGY (PT MEDCO)
1996 – 2006 Komisaris PT. Medco Methanol Bunyu
2007 – 2010 Komisaris Utama PT. Medco Energy Downstream
2010 s/d sekarang Advisor PT. Medco Energy Downstream

1995 – Sekarang PT. PASAMAN & SOEPARMAN CHEMICAL ENGINEER
Presiden Komisaris
Konsultan Senior

1990 – 1995 PT. SEMEN GRESIK
Komisaris Utama
Perusahaan ini memproduksi semen di Gresik dan Tuban, Jawa Timur, dan
merupakan perusahaan terbuka..
Perusahaan ini juga memiliki PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa.

1990 – 1993 Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
Staf Ahli untuk Menteri

1983 – 1990 PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR
Komisaris (1990)
Presiden Direktur PT. Pupuk Kalimantan Timur

Bertanggung jawab memimpin sekaligus melakukan pengawasan atas setiap aspek
di PT. Pupuk Kaltim, yang beroperasi di Bontang, Kalimantan Timur.
Perusahaan ini memproduksi pupuk urea sebanyak 15.000.000 metrik ton per
tahunnya dan 300,000 amonia metrik ton per tahunnya
Total Karyawan: 2.400
Total Aset: Rp1, 1 Triliun
Total Penjualan: Rp260 Milyar/tahun

1982 – 1983 PT. SEMEN CIBINONG
Direktur
Kapasitas produksi 1.200.000 metrik ton semen/tahun
Lokasi di Cibinong, Jawa Barat, Indonesia

1961 – 1982 PT. PUPUK SRIWIDJAJA (PUSRI)
Pabrik Pupuk Urea
Kapasitas produksi: 1.500.000 metrik ton urea per tahun
Lokasi: Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
1966-1982: Direktur Teknik & Produksi
1964-1966: Manajer Operasi & Produksi
1963-1964: Kepala Pabrik Urea ( Super Intendent)
1961-1963: Staf pabrik, mengikuti pelatihan di AS dan Jepang

1958 -1961 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
1959-1961: Dosen Jurusan Teknik Kimia
1958-1959: Asisten Dosen Jurusan Teknik Kimia

 

Kotan Pasaman bersama istri, anak, cucu, menantu -- foto : istimewa

 

One comment

  1. Maaf Mba Linda ada beberapa salah tulis yang cukup mengganggu karena menyangkut nama perusahaan, yaitu:
    Tertulis: PT Medco Energy International seharusnya PT Medco Energi Internasional Tbk
    Tertulis: PT MEDCO ENERGY (PT MEDCO) seharusnya PT Medco Energi Internasional Tbk.
    Tertulis PT Medco Energy Downstream seharusnya PT Medco Downstream Indonesia.

    Mohon agar kekeliruan diperbaiki.Terima kasih

Comments are closed.